Moralitas politik yang kongkrit kita bisa lihat di suatu negara dalam menentukan kekuasaan. Contoh yang empiris adalah ketika suatu negara menentukan parlemen atau penguasa, moralitas merupakan tameng utama. Dalam menentukan pilihan, Masyarakat tentu dijadikan budak untuk memenuhi pencernaan pemimpin yang dungu.
 Dengan cara-cara yang sudah tak lazim lagi, praktek yang nyata kita rasakan adalah perebutan untuk mendapatkan status quo selalu di berikan kepada orang-orang yang mempunyai popularitasa tapi tidak memberikan kesempatan bagi orang-orang yang berkompeten dalam bidang tertentu, apakah itu menunjukan moralitas politik yang ideal, itu lebih kacau dan tolol. Tentunya baik dan buruk itu adalah relatif dan itu selalu ada dalam kehidupan.Â
Tetapi saya sebagai penulis ingin kita refleksi bahwa kemunafikan seorang pemimpin maupun kelompok orang yang di anggap suci apabila melakukan pelanggaran yang berat, jelasnya harus di pertanggungjawabkan untuk kesejahteraan demi mencapai kebaikan yang ideal.
Saya harap orang-orang yang masih memegang teguh moralitas yang murni selalu konsisten untuk menentukan arah kebaikan dalam konsep bernegara, tentu banyak rintangan yang harus kita lewati bersama dan jangan sampai dengan banyak rintangan kita meresot untuk menentukan moralitas politik yang ideal.
Moralitas Masyarakat
Masyarakat secara universal adalah sekelompok individu yang kemudian membentuk komunitas untuk memeliara kedamaian. Sekelompok ini lah membuat tatanan suatu negara sehingga membuat legesi untuk memenuhi hak kebebasan, keadilan dan kesejahteraan.Â
Moralitas dalam bermasyarakat adalah suatu kehendak individu atau kelompok untuk mengelolah tingkah laku manusia suapaya beraturan. Dengan kata lain kehendak subjek kita di kontrol oleh moralitas apakah itu perbudakan akal pikiran, tentu masih pertanyaan besar bagi kita yang adimanusia.
Pandangan ini tentunya tidak berangkat dari moralitas teologi, sebelum itu kita harus berani memisahkan teologi dan pikiran rasional dengan demikian kita tidak terlalu barbar dalam mengatasi perdebatan ini, yang tujuan sama untuk kebaikan manusia walaupun jalan yang di tempuh berbeda.
Moralitas masyarakat yang selalu kita puja-puja selama ini adalah adopsi sekelompok orang-orang yang memiliki kehendak absolut demi kepentingan hasrat semata, kenapa saya mengatakan hal demikian, contoh yang kongkrit yaitu, ketika seseorang yang mempunyai lebel tertentu atau orang yang berkuasa dalam kelompok, selalu mengutarakan kebaikan di depan publik, seolah-olah kita disulap dengan linguistik yang sedemikan rupa di desain, sehingga banyak orang-orang terlena dengan kecantikan dari luar, padahal tujuan utama kelompok itu menjebak sekaligus menghancurkan peradaban manusia demi kepentingan perut.Â
Apakah kita tidak sadar tujuan utama kelompok Masyarakat adalah menjaga keharmonisan segaligus merawat isi bumi.
Kita sebagai Binatang yang berpikir yang selalu bersosialisasi tentu harus memperhatikan kaidah dalam menjalakan tugas sebagai makhluk sosial. Apakah itu terlepas dari ikatan tertentu tapi jangan sampai egois dalam diri menguasai demi hedonisme.