Mohon tunggu...
Yoga Adiwidya
Yoga Adiwidya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Lambung Mangkurat

Saya mahasiswa hobi mancing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Interpretasi Citra Satelit di Kabupaten Jember

9 April 2024   13:31 Diperbarui: 9 April 2024   13:34 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Citra Sentinel 2 (dok. pribadi)

BAB 

PENDAHULUAN

 

  • Latar Belakang

Kabupaten Jember merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur di wilayah bagian Selatan yang merupakan daerah pesisir Pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia(Cahyaningrum & Priyono, 2022). Kota Jember merupakan pusat dari Kabupaten, memiliki populasi sebanyak 2.536.729 jiwa terhitung hingga September 2020 dan memiliki luas 3.306,689 km2. Kabupaten jember merupakan kota pelajar yang berkembang secara luar biasa, tetapi ironisnya Pertumbuhan kota yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi dan fisiknya.

Kabupaten Jember memiliki banyak komoditas tanaman pangan, salah satu komoditas tanaman pangan yang banyak ditemui adalah singkong. Kabupaten Jember juga memiliki potensi untuk pengembangan usaha tape manis, seperti usaha tape manis Alfahriru. Kabupaten Jember memiliki 4 objek isata Pantai yaitu Pantai Papuma, Pantai Watu Ulo, Pantai Pancer, dan Pantai Paseban.

Kota Kupang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kota Kupang mengalami perkembangan sehingga mengakibatkan munculnya masalah perubahan penggunaan lahan dan struktur ruangnya. Perubahan penggunaan lahan kota adalah perubahan penggunaan atau aktivitas terhadap lahan kota yang berbeda dari aktivitas sebelumnya, baik untuk tujuan komersial maupun industry, dan tujuan lainnya, sebagai konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan penduduk kota dan transformasi perubahan struktur sosial, ekonomi, budaya masyarakat kota yang terus berkembang dan kebijakan pemerintah (Suban Angin & Sunimbar, 2021).

Makin kompleksnya penggunaan lahan kota menyebabkan metode konvensional sekarang ini tidak mencukupi untuk memantau persebaran dan kepadatan penduduk. Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memantau perkembangan penggunaan lahan, yaitu dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh.

Citra satelit dengan resolusi spasial tinggi sebagai salah satu data penginderaan jauh dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang permukaan bumi. Salah satu citra satelit dengan resolusi spasial tinggi, citra quickbird.

Dalam laporan praktikum unsur-unsur interpretasi terdapat tiga jenis citra yang ditemukan pada Kota Kupang, jenis citra tersebut yaitu :

  • Citra Landsat 5
  • Citra Landsat adalah hasil dari perekaman satelit Landsat atau Land Satelit, yang berasal dari Amerika Serikat dan dikelola bersama dengan NASA dan USGS. Citra Landsat merupakan citra yang dihasilkan dari beberapa spectrum dengan panjang gelombang yang berbeda, yaitu saluran 4 dengan panjang gelombang 0,5 0,6 m. Citra Landsat pertama kali diluncurkan pada tahun 1972 dengan nama ERTS-1 atau Earth Resources Technology Satellite-1. Citra Landsat merupakan satelit sumberdaya bumi yang memiliki sensor multispektral, yang dapat mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dan meliput daerah yang sama setiap 16 hari dengan ketinggian orbit 705 km. Satelit ini memiliki sensor TM (Thematic Mapper) dan memiliki resolusi spasial 30x30m pada band 1,2,3,4,5,6,7. Citra Landsat dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pemetaan penutupan lahan, pemetaan geologi, serta pemetaan suhu permukaan laut.
  • Citra Landsat 5 merupakan produk dari satelit Landsat 5, yang dikelola oleh NASA dan USGS. Satelit ini memiliki sensor multispektral yang mengamati permukaan bumi dengan resolusi spasial 30x30 meter dan spectral 7 band.Citra Landsat 5 tersedia di Pustekdata dengan format L1G dan L1T. Landsat 5 diluncurkan pada tanggal 1 Maret 1984 dan terdiri dari Landsat 5 Thematic Mapper (TM) dan Multispectral Scanner (MSS). Landsat 5 TM berhenti beroperasi sejak November 2011, sementara Landsat 5 MSS beroperasi hingga Januari 2013. Satelit ini memiliki sistem orbit Circular, Sun-Synchronous, near-polar orbit pada ketinggian 705 km dan sistem path/row Worldwide Reference System-2 (WRS-2). Data satelit Landsat-5 yang tersedia di Pustekdata merupakan data Landsat 5 TM. Citra Landsat 5 dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pemetaan penutupan lahan, pemetaan geologi, serta pemetaan suhu permukaan laut.
  • Citra Landsat 9
  • Citra Landsat 9 adalah produk dari satelit Landsat 9, yang merupakan generasi terbaru dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada tanggal 27 September 2021. Citra Landsat 9 memiliki resolusi spasial, spektral, dan temporal yang sama dengan Landsat 8. Satelit ini memiliki sensor Operational Land Imager 2 (OLI-2) dan Thermal Infrared Sensor 2 (TIRS-2), yang mengumpulkan data citra multispektral dengan resolusi sedang, reflektif, dan emisif yang memberikan cakupan musiman dari massa daratan global untuk jangka waktu tidak kurang dari lima tahun. Citra Landsat 9 dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pemetaan tutupan lahan, kualitas air, aliran gletser, tingkat kesehatan ekosistem, dan banyak lainnya.
  • Cara kerja Landsat 9 adalah dengan mengumpulkan data citra multispektral dengan resolusi sedang, reflektif, dan emisif yang memberikan cakupan musiman dari massa daratan global untuk jangka waktu tidak kurang dari lima tahun. Data ini dapat digunakan untuk memastikan bahwa data Landsat-9 cukup konsisten dengan data dari misi Landsat sebelumnya, dalam hal geometri akuisisi, tingkat akuisisi, kalibrasi, karakteristik cakupan, karakteristik spektral dan spasial, kualitas produk keluaran, dan ketersediaan data untuk memungkinkan studi tutupan lahan dan perubahan penggunaan lahan selama beberapa decade.       
  • Citra Sentinel 2
  • Citra Sentinel 2 adalah citra satelit resolusi menengah yang dapat diakses gratis. Satelit ini memiliki resolusi spasial 10 meter dalam saluran tampak. Citra Sentinel 2 dapat digunakan untuk pemetaan perubahan lahan, peta tutupan lahan, peta deteksi perubahan lahan, dan variabel geofisika. Citra ini memiliki 13 band spektral, dengan resolusi spasial 10 m, 20 m, dan 60 m. Data Sentinel 2 tersebut merupakan data Level-1C (Reflektan ToA) yang telah diproyeksikan ortho UTM/WGS84 dan menggunakan Model Elevasi Digital (DEM) yang diproyeksikan pada koordinat kartografi. Citra Sentinel 2 dapat digunakan untuk kajian-kajian monitoring tutupan lahan, termasuk vegetasi, tanah dan air, jaringan air, dan area Pantai
  • Rumusan Masalah
  •  1. Apa itu citra Landsat 5?
  •  2. Apa itu citra Landsat 9?
  •  3. Ap aitu citra Sentinel 2?

BAB 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

  • Citra Landsat 5

  • Analisis kelebihan dan kekurangan Citra Landsat 5 antara lain:
  • Kelebihan
  • Resolusi spasial sedang: Landsat 5 Level 1 memiliki resolusi spasial yang moderat, yaitu 30 meter untuk band 1-7
  • Waktu pengumpulan data: Landsat 5 memiliki waktu pengumpulan data yang cukup lama, yaitu 16 hari
  • Kinerja sensor: Landsat 5 memiliki kinerja sensor yang baik, yang memungkinkan untuk mengamati permukaan bumi dengan tingkat ketepatan yang tinggi

Kekurangan

  • Resolusi spasial rendah: Landsat 5 memiliki resolusi spasial yang rendah, yaitu 120 meter untuk band 8
  • Kinerja sensor: Landsat 5 memiliki kinerja sensor yang lebih rendah dibandingkan dengan Landsat 8
  • Kekurangan data: Landsat 5 memiliki kekurangan data, yaitu karena adanya gangguan pada sensor TM

Objek

Unsur Intrepretasi Citra Landsat 5

Rona

Warna

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Permukiman

Cerah

Berbagai

warna

Beragam

Bentuk

Besar/

kecil

Agak

kasar

Memanjang

Dan

Berkelompok

Kurang

jelas

Pemukiman

Cukup

padat

Jarak

rumah

padat

Jalan

Kurang

cerah

Hitam

agak

kebiruan

memanjang

Tebal/

tipis

Cukup

halus

Tidak teratur

Cukup

jelas

Jalan

bercabang

Jalan

Menyesuaikan

pemukiman

  • Citra Landsat 9

Citra Landsat 9 (dok. pribadi)
Citra Landsat 9 (dok. pribadi)
 
  • Analisis kelebihan dan kekurangan Citra Landsat 9 antara lain:
  • Kelebihan
  • Resolusi spasial, spektral, dan temporal yang sama dengan Landsat 8
  • Akses data yang terbuka bebas dan tanpa biaya
  • Memungkinkan para ilmuwan untuk menggunakan data gratis dan terbuka
  • Membedakan 16.384 warna dari panjang gelombang tertentu
  • Kekurangan
  • Adanya gangguan pada sensor OLI-2 dan TIRS-2, yang dapat menyebabkan data yang tidak dapat digunakan

Objek

Unsur Intrepretasi Citra Landsat 9

Rona

Warna

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Permukiman

Cerah

Berbagai

warna

Beragam

Bentuk

Besar/

kecil

Kasar

Memanjang

Dan

Berkelompok

Kurang

jelas

Pemukiman

Cukup

padat

Jarak

rumah

padat

Jalan

Kurang

cerah

Hitam

agak

kebiruan

Memanjang

Tebal/

tipis

Halus

Tidak teratur

Cukup

jelas

Jalan

bercabang

Jalan

Menyesuaikan

pemukiman

  • Citra Sentinel 2

 

Citra Sentinel 2 (dok. pribadi)
Citra Sentinel 2 (dok. pribadi)
  • Analisis kelebihan dan kekirangan Citra Sentinel 2 antara lain:
  • Kelebihan
  • Resolusi spasial yang tinggi, yaitu 10 meter untuk band multispektral dan 60 meter untuk band pankromatik
  • Resolusi temporal yang moderat, yaitu data citra dapat diperoleh setiap 5 hari sekali
  • Kemampuan untuk memetakan dan memantau perubahan lahan dan vegetasi dengan resolusi yang cukup tinggi
  • Kekurangan
  • Data citra Sentinel 2 hanya tersedia setiap 5 hari sekali
  • Resolusi temporal yang moderat, yaitu data citra hanya tersedia setiap 5 hari sekali

 

Objek

Unsur Intrepretasi Citra Sentinel 2

Rona

Warna

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Permukiman

Cerah

Berbagai

warna

Beragam

Bentuk

Besar/

kecil

Kasar

Memanjang

Dan

Berkelompok

Kurang

jelas

Pemukiman

Cukup

padat

Jarak

rumah

padat

Jalan

Cerah

Hitam

agak

kecoklatan

Memanjang

Tebal/

tipis

Halus

Tidak teratur

Cukup

jelas

Jalan

bercabang

Jalan

Menyesuaikan

pemukiman

 

 

BAB

KESIMPULAN

Masing-masing citra memiliki keunggulannya tersendiri baik citra landsat 5, citra landsat 9, dan citra sentinel 2. Landsat 5 memiliki resolusi sedang dengan kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai jenis lahan dalam cakupan yang luas, namun citra landsat 5 sudah tidak aktif secara operasional, sehingga tidak ada data baru yang dikumpulkan dari satelit ini serta teknologi landsat 5 tergolong tua yang mungkin sudah ketinggalan zaman. Di sisi lain landsat 9 menawarkan teknologi terbaru, serta memiliki resolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan landsat 5, namun landsat 9 memiliki keterbatasan dalam resolusi spasialnya dan ketergantungan pada dukungan anggaran. Sementara itu, sentinel 2 menonjol dengan resolusi spasial yang tinggi, siklus pengulangan singkat, dan beragam spektrum cakupan. Namun, tantangan akses data dan keterbatasan ketersediaan data mungkin menjadi kendala, serta ketergantungan pada infrastruktur Eropa. Dalam memilih sumber data citra satelit, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan spesifik pengguna yang diinginkan.

Daftar Pustaka

Cahyaningrum, A., & Priyono, K. D. (2022). Analisis Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Pantai Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Jember. https://eprints.ums.ac.id/id/eprint/105970%0Ahttps://eprints.ums.ac.id/105970/12/Naskah Publikasi  %286%29.pdf

Dimyati, A. E. F., Somantri, L., & Sugito, N. T. (2022). Klasifikasi Berbasis Objek Citra Satelit Sentinel 2 untuk Pemetaan Perubahan Lahan di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan Dan Profesi Kegeografian, 19(1), 24--28.

Pahleviannur, M. R. (2019). Pemanfaatan Informasi Geospasial Melalui Interpretasi Citra Digital Penginderaan Jauh untuk Monitoring Perubahan Penggunaan Lahan. JPIG (Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Geografi), 4(2), 18--26.

Somantri, L. (2008). Pemanfaatan teknik penginderaan jauh untuk mengidentifikasi kerentanan dan risiko banjir. Jurnal Geografi Gea, 8(2).

Suban Angin, I., & Sunimbar. (2021). Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Kota Kupang Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2018 (Studi Kasus di Kecamatan Kelapa Lima, Oebobo, dan Kota Lama). Jurnal Geoedusains, 2(1), 36--52.

Suharini, E. (2007). Menemukenali agihan permukiman kumuh di perkotaan melalui interpretasi citra penginderaan jauh. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan Dan Profesi Kegeografian, 4(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun