Malang - Darah perawan di malam pertama selama ini dipercaya banyak orang sebagai salah satu tanda bahwa perempuan tersebut masih perawan. Stigma tersebut menjadi momok bagi perempuan karena kebanyakan lelaki saat malam pertama mereka ingin darah tersebut keluar dari vagina istrinya padahal itu hanya mitos.
Mitos tentang malam pertama memang banyak sekali beredar dikalangan masyarakat hingga sekarang, seperti halnya saat melakukan hubungan seks malam pertama bahwa perempuan harus mengeluarkan darah perawannya, bahkani orang tua pengantin akan menyiapkan kain putih yang nantinya akan di gunakan oleh pengantin dan nantinya kain tersebut akan dijemur di depan rumah agar tetangga dapat melihat ada bercak darah sebagai tanda anaknya masih perawan.
Nah emang 'iya' harus mengeluarkan darah perawan atau malah sebenarnya gak harus maka dari itu langsung aja yuk kita bahas tentang mitos darah perawan bersama-sama agar kalian nih pengantin baru gak was-was lagi.
Kalian pasti tahu cerita tentang Siti Nurbaya yang dinikahi oleh lelaki yang mungkin gak cinta dengannya, ia menerimanya  karena untuk mengangkat derajat dan membayar hutang. Bayangkan kalo kamu berada di posisi Siti Nurbaya yang menikah dengan keadaan terpaksa, kamu gak tanya mau nikahnya kayak apa? Kamu gak merasakan gimana menjadi ratu sehari bahkan mungkin tidak  dicintai oleh calon suamimu terus tiba-tiba harus melakukan hubungan badan.
Orang tua jaman dahulu yang baru saja menikahkan anaknya, mereka akan menyiapkan kain atau spreii warna putih dikasur hal dilakukan untuk memastikan anaknya masih perawan atau tidak, bahkan pernah ada kasus dimana istrinya tidak mengeluarkan darahnya saat berhubungan dan keesokan ia diceraikan. Hal ini membuat keadaan menjadi sulit bagi perempuan untuk menghadapinya.
Padahal kebutuhan pengantin laki-laki dan perempuan memang berbeda saat melakukan hubungan seks, perempuan butuh afirmasi dari suami bahwa akan baik-baik saja mungkin dengan mengatakan "kamu terlihat seksi aku akan melakukannya dengan halus agar kamu nyaman" atau "kamulah yang selama ini yang kuinginkan untuk menjadi istri" tetapi disisi lain laki-laki hanya ingin menunjukkan performanya saat melakukan hubungan, hal itu juga yang mendasari mengapa pengantin baru ingin lampu kamarnya remang-remang dan yang satu ingin di lampunya terang.
Kenapa itu bisa terjadi?Â
Pada zaman dahulu hal tersebut masih tabu untuk dibicarakan, pengetahuan dan informasi yang diberikan secara turun-temurun tersebut membuat perempuan rentan akan penghakiman, padahal darah perawan bisa saja tidak keluar karena berbagai hal seperti yang dikatakan oleh Zoya Amirin pakar seksologi "selaput darah itu berbentuk seperti raket nyamuk dengan lubang yang keci" hal itu juga mengapa perempuan dapat mengeluarkan darah menstruasi jelasnya dalam wawancara di podcast Bridestory Unveiled The Podcast dengan judul Persiapan Malam Pertama part 1 yang telah tayang beberapa bulan yang lalu.
Selaput dara (hymen) adalah lapisan tipis yang menghalangi jalan masuk menuju rahim. Ada perempuan yang terlahir tanpa selaput dara tapi kebanyakan wanita memilikinya bahkan ukuran dan bentuknya pun bisa berbeda dari wanita ke wanita. Pada umunya, selaput dara tidak berupa lapisan utuh yang menutup, ada lubang kecil yang merupakan saluran pengeluaran darah haid dan saat selaput darah robek, bisa terjadi rasa sedikit tidak nyaman dan keluar darah.
Sementara dalam sebuah konsultasi, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mengatakan, "Istilah perawan atau tidak, tergantung apakah ia sudah atau belum  pernah melakukan hubungan seksual. Kalau sudah pernah, maka dia disebut tidak perawan.Â
Sebaliknya kalau belum pernah, maka dia disebut perawan. Keluarnya darah tidak harus terjadi ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual pertama kali. Jadi keluarnya darah tidak dapat digunakan sebagai tanda apakah seorang perempuan disebut perawan atau tidak."Â
Karena pada malam pertama bisa terjadi hal-hal yang tidak terduga misalnya kita belum nyaman dengan sentuhan dari orang lain, vagina yang tidak bisa menerima penis secara langsung, vaginismus atau otot vagina tegang saat melakukan hubungan, penetrasi yang belum tentu berhasil, dan masih banyak lagi.
Perlu kalian ketahui bahwa keinginan laki-laki dan perempuan saat berhubungan seks berbeda-beda butuh proses untuk menerimanya.Â
Nah yang terpenting dari hubungan adalah komunikasi tentang hal ini sehingga tidak ada kesalahpahaman nantinya dan dapat menerima satu sama lainnya karena pengetahuan tentang seksualitas yang minim dapat menyebabkan ketidakpuasan dan perilaku menyimpang padahal seks seharusnya membuat suami istri semakin dekat sebagai tanda kasih sayang bukan memisahkan karena ketidaktahuan.
Sumber: Bridestory Unveiled The Podcast Episode 15. Persiapan Malam Pertama part 1 (Konten 18+)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H