Mohon tunggu...
yoga feri
yoga feri Mohon Tunggu... Jurnalis - masih dalam proses belajar

menjadi seseoerang yang lebih baik daripada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kabut Asap yang Membuat Sulit Melakukan Aktivitas

23 September 2019   19:36 Diperbarui: 23 September 2019   19:51 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, sering terdengar terjadi kebakaran hutan di kalimantan terkhusus kalimantan barat, kalimantan tengah dan kalimantan selatan. kebakaran ini menyebabkan terjadinya kabut asap dan banyak flora dan fauna yang mati. Masalah kebakaran hutan ini sebenarnya sudah sering terjadi di saat musim kemarau tiba. Kebakaran hutan sering  di akibatkan oleh perusahaan nakal yang ingin membuka lahan baru dengan cara membakar hutan. Aparat kurang  begitu tegas dalam memberantas pelaku-pelaku kebakaran hutan ini sehingga para pelaku yang melakukan kebakaran hutan tidak jera dan jumlah pelaku terus bertambah. Sudah saat sebagai masyarakat juga peduli akan lingkungan sekitar kita. Terutama dalam membantu pihak aparat penegak hukum memberantas pelaku-pelaku pembakaran hutan ini agar di tangkap dan di berikan hukum yang setimpal atas perbuatan yang mereka lakukan. Jika kebakaran hutan ini terus dibiarkan terjadi maka hutan merupakan penyuplai oksigen dalam kehidupan akan berkurang dengan signifikan akibatnya akan terjadi kabut asap yang begitu tebal dan penyakit-penyakit akan bermunculan terutama penyakit saluran pernapasan. Penyakit pada saluran pernapasan akan menyerang masyarakat sekitar. Aparat penegak hukum juga harus lebih tegas lagi dalam memberantas pelaku-pelaku kebakaran hutan ini. Tentunya semua orang tidak mau hal ini terjadi. Namun jika kebakaran hutan ini terus terjadi maka itu tidak bisa di hindari.selain berdampak  pada manusia  kebakaran hutan juga berdampak langsung kepada flora dan fauna. Banyak sekali hewan yang mati terbakar dan tumbuhan yang beranekaragam juga ikut terbakar pula. Kalimantan di kenal sebagai paru-paru dunia  terancam akan keaneka ragaman flora dan faunanya. Jangan sampai karena kebakaran hutan ini hutan kalimantan bukan menghasilkan oksigen tetapi malah menghasilkan kabut asap yang begitu banyak yang mengakibatkan banyak daerah yang terdampak dari kabut asap tersebut.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada senin, 16 september 2019, pukul 16.00 WIB titik panas di temukan di kalimantan barat sebanyak 384 dan kalimantan tengah sebanyak 513 serta di kalimantan selatan sebanyak 178. Sementara luas kebakaran hutan dan lahan (karhula) berdasarakan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di kalimantan barat seluas 25.900 hektar dan kalimatan tengah seluas  44.769 hektar serta di kalimantan selatan seluas 19.490 hektar. Kebakaran hutan kali ini sungguh sangat luas sekali. Bisa di bayangkan berapa flora dan fauna yang ikut terbakar. Sungguh sangat miris melihat keadaan hutan yang banyak tebakar. Entah apa yang merasuki para pelaku pembakar hutan sehingga tega membakar hutan yang membantu memberi kesejukan bagi mereka. Serta memberikan gas oksigen secara gratis. Dengan adanya hutan yang lebat manusia bisa mendapatkan kebutuhan primer namun dengan sering terjadinya kebakaran maka peran bagi kehidupan akan berkurang. Kebutuhan primer yang inginkan sulitkan di dapatkan. Melihat penting sekali peran hutan  bagi kehidupan ini jadi mari kita bersama merawat hutan kembali dengan beberapa cara berikut ini:

  • Melakukan Reboisasi hutan dan lahan yang terbakar
  • Mencegah terjadinya kebakaran hutan kembali
  • Melakukan seminar pelestarian hutan
  • Menghukum seberar-beratnya pelaku pembakaran hutan

Dengan melakukan beberapa cara di atas di harapkan kebakaran tidak lagi terjadi kembali. Mari bersama kita jaga dan rawat kelestarian hutan kita supaya hidup kita lebih nyaman. Jadikan hutan ini menjadi tempat yang indah agar bisa mempunyai nilai estetika yang menarik bagi setiap orang yang akan datang ke hutan tersebut. mari kita siapkan hutan untuk keberlangsungan hidup anak cucu kita kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun