Mohon tunggu...
Yoga Pratama
Yoga Pratama Mohon Tunggu... -

Katakan Hitam Adalah Hitam KATAKAN PUTIH ADALAH PUTIH

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rivalitas Tak Hanya Ridho - Herman, Tetapi Juga Yustin - Eva

15 Juli 2017   09:19 Diperbarui: 15 Juli 2017   10:03 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurutnya, ia merencanakan akan membangun sarana transportasi darat kereta api double track jalur Cempaka-Rejosari dan short cut Rejosari -- Tarahan . "Semua itu akan kami bangun demi kelancaran transportasi untuk masyarakat. Kan kasihan para pengendara motor dan mobil kalau harus melalui banyak fly over," katanya. (Sumber: www.teraslampung.com)

Ini juga yang menjadi perseteruan pembangunan fly over Mall Boemi Kedaton. Pemprov sempat menghentikan pembangunan. Namun, Herman tidak bergeming dan tetap melanjutkan. Ridho beralasan, pembangunan fly over belum berizin dari kementrian. Herman merasa sudah mendapatkan dukungan sehingga pembangunan terus dilanjutkan. Kini pembangunan pun kembali berjalan. Tetapi kondisi tetap masih panas sepanas mie bakso yang baru saja dihidangkan. 

Padahal masalah tersebut, bisa saja tidak berlarut. Asalkan, keduanya bisa duduk bareng, ngopi, dan ngobrol soal pembangunan Lampung. Tidak perlu saling merasa benar, sehingga justru jadi lelucon di mata masyarakat. Syarat kepentingan politik pun tampak di hadapan mata dan opini masyarakat saat ini. Biarlah, dinilai masing-masing individu. Saya tidak terlalu politis dalam hal ini.

Tidak hanya Ridho - Herman, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, dan sesuai dengan judul yang telah saya tulis. Rivalitas ini nampaknya tidak hanya pada suami, juga terjadi pada istri. Tentu saja. Ketika suami berseteru, istri pun menjadi pendukung utama dalam perseteruan. Ketika berhadapan lawan, makanya ada dukungan. Nah, inilah suami istri yang kompak.

Saya tak bisa merefleksikan dengan jelas, kenapa keduanya masih saja berseteru. Tidak bisa akur. Padahal keduanya sama-sama ketua tim penggerak PKK. Kalau Yustin tentunya untuk provinsi, kalau Eva untuk Kota Bandar Lampung. Tapi dalam kegiatan PKK keduanya tidak pernah tertangkap dalam satu kamera. Atau tertangkap mata akrab. Tidak sama sekali. Bahkan bersandingan pun saya tidak melihatnya. Mungkin ada yang melihat. Kalau tidak ada yang melihat, apakah keduanya teramat sibuk, jadi tidak bisa dipertemukan dalam satu meja. Lain halnya, dengan kabupaten kota lainnya yang masih bisa bersanding, dan bersendau gurau. Kenapa Bandar Lampung dan Provinsi tidak.

Bahkan, beberapa pertemuan di PKK Provinsi, Provinsi justru mengundang Istri Yusuf Kohar, yang katanya tidak memiliki struktur di Kota Bandar Lampung. Rivalitas pun terlihat dari beberapa unsur kegiatan. Misalkan Bunda Eva itu Ketua Majelis Taklim yang dia bentuk. Umi Yustin pun sama, dia punya majelis taklim dan dia ketuanya. Jadi pengajian yang diselenggarakan Eva dan Yustin berbeda dan memiliki pengikut yang berbeda. 

Ya, saya rasa, teman-teman semua pun memiliki banyak informasi tentang rivalitas keduanya. Pastilah, karena suami, istri manut untuk ikut berivalitas. Meski tidak disadari, dan tidak dibenarkan. Namanya tetap rivalitas. Itu pikiran saya. he, he, tabik.... Terimakasih dan mohon maaf jika salah dalam menuliskan opini, Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun