Mohon tunggu...
Yoen Aulina Casym
Yoen Aulina Casym Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Manajemen Rumah Sakit

Dokter, Magister Administrasi Rumah Sakit lulusan FKM UI, Konsultan Manajemen Rumah Sakit, menyukai dunia kepenulisan karena hobby.\r\n\r\n"aku bukan penulis, aku hanya seorang yang suka menyusun kata ke dalam baris"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa yang Harus Kita Lakukan jika Orang yang Kita Cintai Menderita Kanker?

16 Juni 2018   01:02 Diperbarui: 16 Juni 2018   01:32 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"tadi dibilangin gak supaya sekalian diangkat lemak-lemaknya, biar perut Etta kecilan?" Retta masih mampu bercanda di situasi yang berat ini.

"yaah...Uti lupa, Tet" kataku belagak serius.

Dalam kondisi yang seperti itu aku sangat mensyukuri pemberian Allah pada keluarga kami, karena ditengah cobaan seberat apapun celetukan canda masih bisa dilontarkan oleh siapapun anggota keluarga Casym. Dua adikku, Eries dan Abdel, secara bersamaan pernah berkolaborasi membuat buku tentang keluarga kami, Keluarga Berencanda.

*****

Ketika kita mengetahui bahwa orang yang kita sayangi menderita kanker, sangat wajar kalau kita bereaksi secara emosional. Berbagai macam perasaan bisa kita alami sekaligus, cemas, takut, sedih, dan merasa kasihan.  Rasanya ingin melakukan apa saja yang dapat membantu meringankan beban yang ditanggung pasien, tetapi kita tidak tahu bagaimana melakukannya, takut salah dan serba salah. Mau menghibur, tapi kita sendiri gak yakin apakah itu yang diinginkannya. Membesarkan hatinya? bagaimana caranya?  Namun demikian kita harus melakukannya, meski kita tidak tahu harus mulai darimana untuk membantu orang yang kita cintai. 

Beberapa hal yang kami lakukan kepada Retta dibawah ini mungkin bisa menjadi masukan bagi teman-teman yang memiliki teman, kerabat, saudara atau keluarga yang menderita kanker

  • Jangan biarkan dia yang kita sayangi (saudara kita yang menderita kanker) merasa bahwa dirinya sendirian dalam menghadapi ini. Jika kita tidak tinggal serumah dengannya, upayakan untuk sesering mungkin mengunjunginya, berkomunikasinya melalui telepon atau saling mengirim pesan singkat. Luangkan waktu untuk bersamanya, terkadang dia hanya memerlukan kehadiran kita sebagai ungkapan bahwa kita care, meskipun ketika bersama tidak banyak yang dapat diperbincangkan, keheningan yang dilalui bersaman-sama kadang-kadang justru meringankannya. Adikku sendiri mengatakan hal ini "Etta senang dan gak merasa sakit kalau ada kakak-kakak, walaupun kalau sibling dateng, Etta malah lebih sering di kamar aja, tidur-tiduran"
  • Berikan dia waktu yang cukup untuknya memulai pembahasan tentang penyakit yang dideritanya, karena ternyata tidak semua penderita kanker mau dan mampu membicarakan penyakitnya. Ketika dia telah siap untuk membahas penyakit yang dideritanya, jangan halangi orang yang kita sayangi ini untuk mengekspresikan perasaannya, biarkan ia menangis karena tangisannya tidak berarti dia lemah.
  • Mulailah mencari informasi tentang penyakit kanker yang dideritanya , kalau perlu kita ikut sesi edukasi dan informasi yang diberikan untuk keluarga penderita kanker dari mereka yang kompeten, karena begitu banyak tulisan yang bisa dibrowsing  yang tidak selalu tepat dan bahkan ada yang tidak berdasar. Orang-orang cenderung memberikan masukan yang gak jelas sumbernya, maksudnya tentu karena ingin membantu, tetapi terkadang justru malah menyesatkan.
  • Coba juga berinteraksi dan menjalin komunikasi dengan keluarga dan pasien kanker lain yang kita temui saat sama-sama menemani kontrol ke dokter onkologi di rumah sakit, bisa jadi pengalaman mereka dapat menginspirasi dan memotivasi saudara kita yang menderita kanker dan kita sendiri. Aku sendiri meminta adikku untuk menuliskan pengalamannya supaya bisa bermanfaat buat orang lain, tapi Retta justru minta aku yang menulisnya berdasarkan cerita yang akan dia sampaikan, alasannya: "mama kan yang biasa nulis, Etta cuma bisa cerita, jadi mama aja yang nulis, ya!?"
  • Tidak ada salahnya untuk menghubungi teman-teman dekatnya dan meminta bantuan mereka untuk ikut menguatkannya. Ini kami lakukan karena Retta sendiri begitu terbuka menceritakan penyakitnya kepada teman-temannya. (sebelum melakukan ini pastikan bahwa pasien tidak keberatan penyakitnya diketahui oleh orang lain)
  • Diskusikan hal-hal apa yang memberatkan pikirannya, misalnya  biaya perawatan dan pengobatan. Kita tahu bahwa biaya pengobatan kanker tidaklah kecil, tapi dengan dengan menjadi peserta BPJS , hal tersebut tidak lagi menjadi masalah besar dan dapat mengurangi kekhawatirannya.
  • Jangan terlalu overprotective dengan alasan kita merasa harus memperhatikannya dan menjaganya, tapi jangan juga menganggap enteng kanker. Diskusikan semua rencana pengobatan yang akan dia jalani. Setelah tau bahwa pengobatan selanjutnya adalah kemoterapi, kami kakak-kakaknya mencatat jadwal pemberian kemoterapi dan mengupayakan tidak merencanakan kegiatan apapun pada tanggal tersebut, kecuali mendesak dan tidak dapat ditinggalkan.
  • Yang terpenting  kita harus mampu meyakinkan saudara kita penderita kanker, bahwa dia masih dapat beraktivitas, masih banyak kegiatan yang bisa dilakukannya.
  • Dan yang paling penting adalah teruslah berdoa. Mintalah kesembuhan pada Dia sang Maha penyembuh, karena tidak ada yang tidak mungkin baginya. 

Mari menjadi keluarga  yang bisa menciptakan lingkungan yang dapat membantu penyembuhannya, fisik maupun psikis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun