Mohon tunggu...
Yoen Aulina Casym
Yoen Aulina Casym Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Manajemen Rumah Sakit

Dokter, Magister Administrasi Rumah Sakit lulusan FKM UI, Konsultan Manajemen Rumah Sakit, menyukai dunia kepenulisan karena hobby.\r\n\r\n"aku bukan penulis, aku hanya seorang yang suka menyusun kata ke dalam baris"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa yang Harus Kita Lakukan jika Orang yang Kita Cintai Menderita Kanker?

16 Juni 2018   01:02 Diperbarui: 16 Juni 2018   01:32 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ruang persiapan operasi, dokter anestesi menjelaskan tindakan pembiusan yang akan dilakukan, dokter tersebut menjelaskan bahwa kemungkinan operasi akan berlangsung lama, kira-kira bisa mencapai 6 jam dan setelah operasi mungkin diperlukan observasi di ruang ICU. Mendengar penjelasan tersebut Retta terdiam dan kemudian menangis. Aku baru sekali ini melihatnya menangis sejak dia melakukan berbagai pemeriksaan untuk menentukan diagnosis sampai dengan kesiapannya menjalani operasi hari ini.

"Etta takut Ma...., doain ya supaya operasinya lancar dan ....." dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Maafin Etta lahir bathin ya Ma, sampaikan juga permintaan maaf Etta pada kakak-kakak yang lain. I love you All". Aku gagal menahan air mataku supaya jangan sampai keluar, dan aku menangis juga akhirnya sambil memeluknya. Aku enggak tau kata-kata apa yang harus aku ucapkan, enggak tau harus berkata apa, jadi aku cuma bisa mencium keningnya dan mengajaknya sama-sama  berdoa.

"Etta yang ikhlas ya, kita doa sama-sama ..." kataku dengan suara yang gak jelas karena tertutup isak tangis yang tak  lagi mampu ditahan.

Setelah berdoa, perawat membawa Retta ke ruang operasi. Dokter sebenarnya mengizinkan aku untuk ikut ke ruang operasi, tapi aku gak mampu, aku lebih memilih untuk menunggu saja di ruang tunggu, menunggu bersama beberapa keluarga pasien yang juga sedang cemas, berharap dan berdoa di ruang itu.

Satu jam berlalu, perawat memanggilku dan menyampaikan bahwa dr Nasdaldy meminta aku untuk masuk ke OK. Kakiku gemetar,  jantung berdebar, detaknya seperti berlarian. Perasaan cemas, takut dan sedih bercampur baur menjadi satu, doa membungkus semua perasaan itu. Baju OK yang disodorkan perawat cuma aku pegang saja sampai perawat mengingatkan "ganti bajunya dulu ya dokter", baru aku memakainya. 

Dengan perasaan tak karuan aku masuk juga ke OK, dokter kemudian menjelaskan apa yang ditemukan dan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya dokter Nas berkata: "Kita angkat semua ya dr Yoen". Aku hanya bisa mengangguk. Semuanya jadi pasti sekarang, Retta kena Kanker Ovarium.

Oya untuk diketahui, sebelum operasi Retta telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran yang akan diambil termasuk persetujuan untuk mengangkat rahim dll, aku sebagai walinya juga telah menandatangani persetujuan itu. Setelah kedua orang tuaku tiada dan setelah kakak sulungku juga meninggal beberapa waktu yang lalu, maka akulah yang menjadi walinya karena Retta belum menikah. 

Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan selesai lebih cepat dari rencana semula meskipun menurut dokter ada sedikit penyulit yaitu adanya perlengketan-perlengketan, mengingat massa tumor yang cukup besar, ukurannya 12x7x6 cm.

Selama operasi dan setelah operasi kondisi Retta stabil sehingga pengawasan di ICU tidak diperlukan. Setelah observasi di ruang pemulihan dan kondisinya memungkinkan untuk pindah ruangan, Retta bisa lagsung kembali ke ruang perawatan biasa. Ini tentu saja membesarkan hati kami kakak-kakaknya, kami bisa menemani dan berada didekatnya untuk melewati masa pasca operasi.

Hal pertama yang ditanyakan setelah Retta siuman adalah " Rahim Etta diangkat juga ya Ma, semuanya diangkat ya?" Aku mengangguk mengiyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun