Mohon tunggu...
Yoen Aulina Casym
Yoen Aulina Casym Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Manajemen Rumah Sakit

Dokter, Magister Administrasi Rumah Sakit lulusan FKM UI, Konsultan Manajemen Rumah Sakit, menyukai dunia kepenulisan karena hobby.\r\n\r\n"aku bukan penulis, aku hanya seorang yang suka menyusun kata ke dalam baris"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Goa Lawa yang Penuh Pesona

24 Januari 2014   02:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:31 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski aku punya hobi jalan-jalan dan motret keindahan alam, aku jarang sekali membuat rencana  yang baik dalam melakukan perjalanan wisata, misalnya dengan mencari informasi mengenai obyek-obyek wisata yang ada di daerah yang sedang aku kunjungi. Tempat-tempat wisata tersebut lebih sering aku temukan secara kebetulan, salah satunya adalah Goa Lawa di Trenggalek, Jawa Timur.

Tempat ini juga terbaca secara tak sengaja ketika aku dan anakku sedang jalan-jalan ke Pantai Prigi.

“pulangnya kita mampir dulu ke Goa itu ya, mumpung lokasinya sekali jalan” kataku  pada anakku.

Goa Lawa (Lowo sebutan dalam bahasa Jawanya) berlokasi di desa Watuagung kecamatan Watu limo,Trenggalek, searah dalam rute perjalanan ke Pantai Prigi, tempatnya tidak sulit ditemukan karena sebuah papan besar terpampang di tepi jalan yang menunjukkan adanya  obyek wisata di tempat ini.

Lokasi wisata memiliki area parkir yang cukup luas dan dilengkapi dengan warung-warung yang menjajakan makanan dan minuman, jadi meskipun tidak membawa bekal makanan, gak perlu khawatir akan kelaparan.

Untuk masuk ke lokasi kita harus membayar tiket masuk yang tidak mahal, Rp 4.000 per orang.

13905021632002028531
13905021632002028531

Memasuki tempat ini aku langsung dibuat terpesona, sebuah jembatan membentang diatas sungai yang tidak terlalu lebar, semakin masuk ke dalam rasa itu semakin membungkah. Jejeran pohon jati, bebatuan dengan aneka bentuk dan ukuran makin menambah kekaguman.

1390502381751717264
1390502381751717264

Terlihat bahwa tempat ini dikelola dengan baik. Sebuah terowongan dengan bentuk yang artistik  begitu menarik. Setelah melewati terowongan kita masih harus terus berjalan untuk sampai di pintu goa.

1390502537908924337
1390502537908924337

Terus terang aku jadi ragu untuk meneruskan perjalanan, apalagi ketika melihat pengunjung yang balik dari arah goa semuanya terlihat letih, sehingga sempat aku berkomentar pada anakku “ mama gak ikut deh, cape’!” Tapi anakku dan adikku yang menjadi anggota jalan-jalan terus menyemangati. “sayang ma, udah sampai sini.” Terpaksalah aku mengikuti mereka.

Semangat yang dipompakan mereka surut lagi ketika aku melihat bahwa untuk mencapai lokasi masih harus menapaki anak-anak tangga, meskipun warna warni handrail nya menarik hati. Meski demikian aku terus juga berjalan pelan-pelan, mengatur nafas dan sebentar-sebentar menyapu keringat yang mulai bercucuran, padahal udaranya sejuk nyaman.

[caption id="attachment_307893" align="alignnone" width="605" caption="tangga "]

13905029212073379069
13905029212073379069
[/caption]

Aku melihat anakku berhenti seolah terpana di puncak tangga, lalu bersorak ke arahku: “Ma…. Wow…!” Teriakannya  mampu membuatku kembali semangat dan jadi penasaran.

13905026451534774642
13905026451534774642

Ternyata komentar yang sama spontan keluar dari mulutku sebagai tanda kagum atas apa yang aku saksikan. Pemandangan yang begitu indah.

Kami mendekati beberapa orang yang nampaknya berfungsi sebagai pemandu wisata, setelah berbincang sebentar, perjalanan kami menyusuri goa ini akhirnya ditemani oleh pak Kuseno, seorang laki-laki paruh baya yang ramah, darinya kami mendengar cerita, campuran fakta dan legenda.

1390503312152406522
1390503312152406522

Menurutnya, goa yang panjangnya dikabarkan mencapai 2 km ini lokasinya ditemukan oleh Mbah Lomejo yang melakukan ritual kejawen disebuah goa kecil tidak jauh dari goa ini, pada tahun 1931.

Dalam persemediannya mbah Lomejo didatangi seorang wanita cantik, tapi anehnya bersayap yang dikenal dengan sebutan Sri Ratu Lowo . Dalam wangsit yang didapatkan melalui mimpi yang menyatakan bahwa ada goa besar tempat bersarang ribuan kelelawar, oleh karenanya nama goa ini kemudian dikenal dengan sebutan goa kelelawar (Lawa, Lowo).

13905039261709811143
13905039261709811143

Pak Kuseno menceritakan bahwa pada tahun 1984 goa ini pernah diteliti oleh  orang dari Perancis (Robert Kingstone Kho dan Gilbert Manthovani), dari mereka diketahui bahwa goa ini merupakan goa terbesar di Asia.

13905040591111212114
13905040591111212114

“jalan di goa ini kalem-kalem aja, pelan-pelan masuk goa ini, sambil lihat-lihat situasi, lihat stalagtitnya yang bentuknya macem-macem dan ventilasi udaranya menuju ke atas” katanya. “selama di dalam goa ini tak perlu khawatir kekurangan oksigen karena di dalam goa ini ada sungai yang mengalir” begitu jelasnya.

Sepanjang perjalanan kami terus berbincang, beliau menanyakan dari mana kami tahu tentang goa ini “denger dari internet ya?” tanyanya.

Beliau menitip pesan agar kami juga ikut mempromosikan tempat ini, karena dilihatnya aku tidak henti-hentinya mengambil gambar.

Panorama di dalam goa sungguh mempesona apalagi dengan efek cahaya warna-warni  yang dihasilkan dari lampu-lampu yang dipasang hampir disepanjang goa. Stalaktit dan stalakmitnya jadi semakin terlihat indah.

13905041631618385605
13905041631618385605

Stalaktit yang dalam  bahasa Yunani stalasso, berarti "yang menetes" adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Dalam bahasa ingggris disebut dripstone. Sedangkan Stalagmit : Batuan kapur yang menonjol di dasar gua kapur.

Tetesan mineral yang menetes dari langit-langit goa pada dahulu kalanya meninggalkan bekas dalam bentuk aneka rupa, kita bebas berfantasi terhadap bentuk yang kita lihat. Ada yang seperti katak raksasa, seperti telunjuk manusia dan pilar penyangga.

13905043871852554619
13905043871852554619

[caption id="attachment_307907" align="alignnone" width="605" caption="seperti katak raksasa"]

13905044741370136093
13905044741370136093
[/caption]
1390504651151975374
1390504651151975374

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun