Mohon tunggu...
Yoel Ade Prasetyo
Yoel Ade Prasetyo Mohon Tunggu... Rohaniawan -

Pemerhati perkembangan dan pertumbuhan anak, dengan keterbatasan yang dimiliki dapat menjadi saluran berkat bagi anak-anak serta melayani kerohanian mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Persiapan Pribadi Sebelum Ibadah

27 Oktober 2015   23:33 Diperbarui: 28 Oktober 2015   00:43 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Masih ingat peristiwa “lupa syair” dinyanyikannya Lagu Indonesia Raya dalam Sidang MPR/DPR RI beberapa waktu yang lalu. Di peristiwa kenegaraan seperti itu saja Lagu kebangsaan yang merupakan lagu wajib dinyanyikan bisa lupa, padahal sudah ada tata urutan yang baku. Itulah pentingnya persiapan. Orang sering menyebut geladi bersih atau pelatihan umum terakhir sebelum pelaksanaan.

Ketua MPR salah baca pancasila tahun 2012, Roy Suryo pun juga melakukan kesalahan yang serupa Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo yang ikut menyaksikan laga pertandingan persija Jakarta melawan Persib Bandung ini, spontan terpanggil untuk mencoba menenangkan suasana yang pada saat itu diwarnai ketegangan antarsuporter. Menpora pun mengajak para suporter itu untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Tapi yang terjadi, kemudian Roy Suryo salah melantunkan lirik bait dalam lagu kebangsaan itu.

Seringkali kita sebagai tim ibadah terjebak dalam sebuah pelayanan yang rutinitas. Dan kitapun tak mau menyadari apa makna yang sedang kita lakukan. Bila kita mempersiapkan ibadah masih dengan asal kenanya maka kita sudah mulai terjebak dalam rutinitas penyelenggaraan ibadah. Saudara ibadah bermakna bagi kita karena menyembah ALLAH adalah tujuan kita diciptakan. Peranan kita sangat besar dalam suatu ibadah menggiring jemaat untuk bertemu dan menyembah Tuhan. Dan ibadah bermakna bagi pemimpin dan singer dalam ibadah karena tidak ada kehormatan fyang lebih tinggidaripada memimpin orang untuk menatap kebesaran Allah. itulah sebabnya mengapa kita perlu memikiran dengan cermat apa yang sedang kita lakukan dan mengapa kita melakukannya dan mempersiapkanNya dengan baik?

Dalam khotbahnya pada Minggu Adven tahun 1526, Martin Luther pun pernah mengeluhkan betapa pasif jemaatnya untuk bernyanyi dalam ibadah:"Banyak lagu sudah digubah dan bahkan dinyanyikan demi kepentingan kamu supaya kamu pun bisa menyanyikannya di gereja dan di rumah, namun kamu duduk saja seperti balok-balok kayu. Karenanya, saya mohon kepada kalian, ajarkan anak-anak kalian menyanyikan lagu-lagu ini dan kalian pun turut menyanyikannya..."

Jangan pernah merasa sudah ahli, sudah berpengalaman, tidak perlu belajar lagi, tidak mungkin membuat kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya persiapan sebelum pelaksanaan tetap diperlukan. Oleh sebab itu para petugas ibadah dapat menyiapkan beberapa hari sebelumnya. Untuk petugas yang memerlukan pilihan kata yang baik, jika perlu ditulis. Sebagai petugas membaca tulisan yang seharusnya diucapkan bukan merupakan sesuatu hal yang ‘haram’. Ini penting agar tidak ada poin-poin yang terlewat dan menambah kepercayaan diri.

Tuhan tidak menghendaki perilaku kita menjadi contoh bagi orang lain. jika cara hidup kita tidak mendukung apa yang kita katakan pada saat kita memimpin sebuah ibadah, kita tidak hanya menipu jamaah tetapi juga salah memberi gambaran tentang ALLAH yang kita sembah.

Seorang pemimpin ibadah yang setia meninggikan kebesaran ALLAH didalam hidupnya sehari-hari sehingga ia layak disebut sebagai penyembah-penyembah ALLAH yang benar karenanya memotifasi Jemaat untuk menikmati kehadiran Tuhan dan hidup bagi kemuliaanNya.

Memimpin jemaat untuk beribadah memerlukan energy, kesungguhan dan kepekaan sehingga bisa membawa umat untuk beribadah kepada ALLAH dengan baik. Sehingga hal ini perlu disiapkan dengan sebaik-baiknya. So jangan lupa persiapan dengan baik saat engkau beribadah pada ALLAH. Siapkan terlebih dahulu sebelum kamu beribadah kepada ALLAH, agar ibadahmu diperkenannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun