Mohon tunggu...
Yodi Kurniadi
Yodi Kurniadi Mohon Tunggu... Editor - Yodi Kurniadi

Yodi Kurniadi lahir di Garut, 20 Desember. Alumnus UPI Bandung dan program pascasarjana Unindra PGRI Jakarta ini berprofesi sebagai editor dan aktif menulis buku-buku pendidikan. Pada tahun 2019, ia telah lulus sertifikasi penulis dengan no. registrasi: 1446.01950 2019, dan sertifikasi editor dengan no. registrasi: 1446.01419 2019. Ia juga telah mengikuti berbagai pelatihan penulisan dan pengeditan buku yang diselenggarakan oleh Kemdikbud dan IKAPI. Karya-karya berupa buku yang dihasilkannya telah dicetak dan tersebar di beberapa perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah di Indonesia. Penulis dapat dihubungi melalui posel: yodi.andrea1402@gmail.com atau nomor HP: 087825611212.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Bahagia, Orang Lain pun Bahagia

22 Desember 2020   22:08 Diperbarui: 22 Desember 2020   22:16 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada masa pandemi Covid-19 ini, kita harus menyebarkan virus kebahagiaan. Menurut KBBI online, berbagi adalah membagi sesuatu bersama, sedangkan kebahagiaan adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin). Menurut Seligman (2002), kebahagiaan adalah keadaan psikologis yang positif di mana seseorang memiliki emosi positif berupa kepuasan hidup dan juga pikiran dan perasaan yang positif terhadap kehidupan yang dijalaninya. 

Seligman juga menyatakan dalam bukunya Authentic Happiness, bahwa kebahagiaan sesungguhnya adalah suatu hasil penilaian dan kegembiraan yang meluap-luap maupun aktivitas yang positif yang tidak memenuhi komponen emosi apa pun. Kepuasan hidup yang biasanya disebut dengan kebahagiaan, timbul dari pemenuhan kebutuhan atau harapan, yang merupakan penyebab atau sarana untuk menikmati, seperti yang dijelaskan oleh Alston dan Dudley (dalam Hurlock, 2004). 

Kepuasaan hidup merupakan kemampuan seseorang untuk menikmati pengalaman-pengalamannya yang disertai tingkat kegembiraan. Jadi, berbagi kebahagiaan adalah berbagi dan memberi sesuatu (bisa berupa pemenuhan kebutuhan hidup, bantuan, dll.) kepada orang lain supaya mereka merasakan kesenangan/kebahagiaan/ketenteraman hidup; atau bisa juga menyantuni orang yang membutuhkan bantuan atau pertolongan untuk meringankan beban hidupnya.

Berbagi kebahagiaan itu sangat mudah. Kita dapat memulainya dari hal yang sederhana, seperti belanja online. Selain membantu menggerakkan roda ekonomi nasional, juga dapat berbagi kebahagiaan. 

Belanja online melibatkan banyak pihak mulai dari pemesan/pembeli barang, pelaku usaha (penyedia barang seperti toko, UMKM, dll.), penyedia aplikasi/platform belanja online, pelaku usaha jasa pengiriman barang, dan kurir.

Kita misalnya membeli produk lokal UMKM. Kita, dalam hal ini pemesan/pembeli barang berbahagia karena kita tidak perlu repot datang ke toko. Kita cukup memesan barang sesuai keinginan dan selera. Kita tinggal menunggu kurir mengantarkan barang yang dipesan. Kebahagiaan akan bertambah jika barang pesanan tersebut berkualitas sesuai dengan gambar yang diiklankan. 

Pelaku usaha (misalnya toko, UMKM, dll.) berbahagia karena produknya dibeli dan mendapat keuntungan. Penyedia aplikasi/platform belanja online berbahagia karena platform atau aplikasi belanjanya banyak diunduh dan digunakan konsumen sehingga mendapat keuntungan. 

Begitu juga, pelaku usaha jasa pengiriman barang berbahagia karena jasanya dipercayai dan dipakai konsumen sehingga mendapat keuntungan. Selain itu, kurir (pengantar barang) berbahagia karena dapat mengantarkan barang sampai tujuan dengan lancar, apalagi diberi ucapan terima kasih oleh konsumen.

Kita dapat berbagi, memberi, dan menyantuni baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbagi dan memberi secara langsung dapat dilakukan dengan suadara, keluarga, kerabat, atau tetangga yang rumahnya berdekatan atau tidak terlalu jauh. 

Sementara itu, berbagi dan memberi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan keluarga, kerabat, tetangga, dan orang yang tidak mampu atau membutuhkan bantuan yang rumahnya sangat jauh melalui jasa pengiriman barang, misalnya JNE, tentunya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. 

JNE singkatan dari Jalur Nugraha Ekakurir dengan nama resminya PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. JNE didirikan pada 26 November 1990 oleh Soeprapto Suparno bersama Johari Zein. JNE lebih berfokus pada pengiriman barang retail (satuan) tanpa ada batasan minimum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun