Mohon tunggu...
Yocta Nur Rahman
Yocta Nur Rahman Mohon Tunggu... -

tetap mahasiswa ('09) Educational Psychology and Guidance of Yogyakarta State University, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

ada kejutan di tiap taraweh malam itu

14 Agustus 2010   14:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang beda dengan taraweh kali ini. jujur tiap kali taraweh bahkan hingga 4 hari yang lalu ada saja cerita yang berbeda di tiap malamnya.

Hari pertama sih gak jauh-jauh beda dengan taraweh yang lalu-lalu di tahun sebelumnya. Hari ke dua besama-sama teman se fakultas setelah mengadakan buka bersama di sebuah “kedai ngapakz”. Memulai buka di hari pertama dengan sedikit memaksa, yah tau sendiri kan bagaimana kantong mahasiswa, uft tak apalah untuk kejutan di hari pertama.

Hari ketiga taraweh kali ini benar-benar dibuat ingin sesegera meninggalkan masijid. Ku akui, sedari awal rakaat pertama sudah benar-benar tak konsen mengikuti gerakan imam. Dan bila diambil singkat katanya “khusuk” sama sekali gak ada di malam itu.

Yang ada dibenak saya saat itu hanya makin lama makin timbul pertanyaan-pertanyaan buat si imam. Imam saat itu super kilat antar temponya. Bahkan kalau saya perkirakan tiap interfalnya hanya selisih 3-5 detik, atau bahkan tidak ada. Saking cepetnya, saya gak habis pikir bagaimana dengan nenek dan kakek yang banyak mendominasi shoalt taraweh di masjid itu. [andai saja koneksi ISP di laptop saya juga secepat itu!!]. Harapan saya cuman, semoga saja para lansia gak ikut-ikutan misuh-misuh dengan saya. Syukur juga bisa dijadikan olahraga, kebetulan juga panas jogja sedang menggila. Hahaha!!!

Di saf ke dua masjid yang tak seberapa luasnya jelas saja telinga ini makin gak betah, imajinasi yang muncul saat itu “apakah si imam tu instruktur paskib, atau PBB, atau orang lapangan yah. Kuenceng gak karuan tiap bacaan sholat yang diucapkan. Mungkin karena terbiasa mengimami di masjid agung yah, hingga suara dikerasi gitu. Tapi suer gak boong, sumpek telinga ini dengernya. [harusnya kan hati malah luluh mendengar bacaan yang beliau ucapkan] aneh!!!

Bisa dipastikan juga si imam adalah guru ngaji, gak terbantahkan tajwidnya. Fasihnya minta ampun didukung dengan suara geledeknya. Hampir-hampir bila ada seleksi masuk surga berdasakan kefasihan baca qurannya, saya bisa merekomendasikannya. Perfect, bagaimana membunyikan antara ngain dan ‘ain. Atau kha dengan ha. Dijamin recommended. Paranya lagi saat sholat juga terbayang dengan kisah kang suto karya mohamad sobari yang berjudul doa kang suto yang punya keluhan dengan tajwid-tajwid, bahkan ancaman dari guru ngajinya Ustad Bentong bin H. Sabit bakal gak masuk surga hanya karena lidahnya sudah terlanjur “kaku’ untuk bedain ‘ain.

Dan kulalui malam taraweh itu dengan beragam pertanyaan sembari memohon kepada Tuhan untuk memaklumiku. Semoga saja memang begitu adanya. Astaghfirullah!!!

Malam ini, malam ke-4 taraweh. Ada yang mengejutkan, gak seberapa sih sebenarnya. Memasuki pelataran masjid spanduk-spanduk coca cola menghiasi tembok-tembok yang belum sepenuhnya dipoles. Tepat di depan beranda masjid teronggok mobil sponsor dengan stand tiga meter yang berdiri disampingnya. Waw, ada apa memangnya, sekali lagi aku mengajukan pertanyaan untuk diriku sendiri.

Pengumuman, bahwa bla bla bla dari takmir masjid sebelum memulai rangkaian sholat taraweh. Intinya silahkan jamaah menikmati sajian dari sponsor, GRATIS seusai sholat. Haah??. Ada-ada aja.

Begitulah adanya, usai sholat stand coca cola itu diserbu jamaah juga. Yang tak habis pikir, “memang para lansia itu doyan minuman begituan, kalau ada komplikasi jangan nanya loh mbah!!!” pikirku. Tetap saja, dasar lansia ngotot juga ikut-ikutan antre. Lumayan juga sih satu crack untuk malam ini. pikirku sebagai ganti menu es cendol yang tidak disediakan untuk hari ini.

Positif thingking aja lah, lagian si coca cola udah bagi-bagi gratis mungkin ratusan crack botol untuk jamaah hari itu di masjid itu. Padahal gak tahu juga udah keliling ke berapa masjid buat bagi-bagi. Anggep aja Tuhan membalas itikad baik atas kedatangan kita ke rumahNya. Ya kan??

Disamping itu, uft bingung juga dengan seorang jamaah yang berada disampingku. Maaf saja, dia gila. 4 kali sudah aku disalaminya. Omongannya juga sering nglantur dan gak jelas pastinya. Caranya mengikuti bacaan imam hari ini cukup menguatkanku bahwa memang struktur sarafnya ada yang kacau. Maaf jika diagnosisku berlebihan. Tapi memang cukup rapi dari dandanan yang dia kenakan. Nampak bersih. Menakutkan, tak semua orang rapi waras ternyata.

Makin seru saja rasanya, menanti untuk hari esok. Kira-kira besok di masjid itu akan ada kejutan apa lagi yah??

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun