Secara sosial bolos juga memengaruhi hubungan siswa dengan teman-temannya. Walaupun beberapa siswa merasa bolos membuat mereka lebih dekat dengan teman sebaya yang suka cabut. Pertemanan yang dibangun atas dasar kebiasaan buruk. Â Tidak akan membawa dampak positif bagi mereka.
 Sebaliknya hubungan semacam ini justru dapat memperburuk pola pikir siswa. Dan pikiran negatif yang dimiliki siswa. Serta menjauhkan mereka dari teman-teman yang lebih positif. Teman teman yang mengajak mereka ke jalan yang benar.
Dampak negatif lainnya dapat dilihat dari karakter siswa dalam kepemimpinan. Ketika siswa tidak terbiasa  bertanggung jawab. Ataupun mengelola waktu mereka dengan baik. Kemampuan mereka untuk menjadi pemimpin. Dan berkontribusi dalam kegiatan organisasi sekolah menjadi terhambat.
Namun fenomena cabut sekolah tidak sepenuhnya negatif. Dalam beberapa kasus siswa laki-laki yang sering bolos memiliki alasan tertentu. Sehingga perlu dipahami lebih dalam oleh pihak sekolah dan orang tua. Mungkin ada masalah pribadi atau keluarga yang mempengaruhi perilaku mereka.
 Akibatnya mereka merasa bahwa sistem pendidikan yang ada tidak mendukung. Terhadap perkembangan perkembangan mereka secara maksimal. Dengan pendekatan yang lebih empatik dan mendalam. Mungkin saja masalah ini bisa diatasi.
Untuk mengatasi fenomena ini penting bagi sekolah untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung. Sekolah perlu memahami kebutuhan siswa laki-laki yang  merasa tidak terhubung. Dengan berbagai pembelajaran. Dan kurikulum yang diajarkan.
 Salah satu solusi yang dapat diterapkan yaitu memberikan pendekatan yang lebih personal. Dan relevan dengan minat serta bakat siswa. Sehingga mereka merasa dihargai. Dan termotivasi untuk hadir di kelas.
Selain itu orang tua juga memegang peranan penting dalam menangani fenomena bolos. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Dapat membuka ruang pemahaman lebih dalam. Â Orang tua dapat memberikan dukungan moral dan emosional yang dibutuhkan anak. Serta membantu mereka untuk menghadapi tantangan yang ada di sekolah.
Penting juga untuk melibatkan teman sebaya dalam proses perubahan. Teman-teman positif bisa menjadi sumber motivasi yang besar bagi siswa bolos. Ketika siswa merasa bahwa teman-temannya mendukung mereka untuk mengikuti pelajaran. Kemungkinan besar mereka akan lebih bersemangat untuk bersekolah. Dan menghindari kebiasaan bolos.
Tidak kalah penting pihak sekolah juga perlu melibatkan guru-guru. Dalam usaha pencegahan cabut. Guru yang mampu menciptakan kelas yang menarik dan menyenangkan. Bisa mengurangi rasa jenuh siswa terhadap pelajaran.
Pendekatan yang lebih
 interaktif dan kreatif dalam mengajar. Dapat membuat siswa lebih tertarik. Untuk hadir di kelas. Dan aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.