Selain alam yang memukau. Bandung juga memiliki kuliner khas yang tak kalah menggoda. Saat aku berjalan-jalan di sekitar kawasan Braga. Aku menemukan banyak tempat yang menyajikan kuliner Bandung yang otentik.
 Salah satunya adalah Mie Kocok. Hidangan ini disajikan dengan kuah bening yang kaya rasa berkat kaldu sapi yang dimasak dengan waktu lama. Memadukan mie kenyal dengan daging sapi dan kikil. Rasanya yang gurih dipadu dengan sambal pedas dan perasan jeruk nipis memberikan sensasi hangat dan segar. Menjadikan setiap suapan terasa lebih bermakna.
Mie Kocok bukan hanya cocok disantap pada hari hujan. Tetapi juga sangat cocok untuk merasakan ketenangan dan kebersamaan. Sambil duduk di warung kecil di pinggir jalan Braga.
Di tengah keramaian jalan. Menikmati makanan dengan cara yang santai memberikan nuansa damai yang sulit ditemukan di tempat lain.
Tak hanya Mie Kocok aku juga sempat menikmati Batagor dan Siomay di kawasan Braga. Menikmati jajanan ini sambil berjalan santai di sepanjang jalan. Sembari melihat bangunan-bangunan klasik yang penuh sejarah. Memberikan sensasi tersendiri.
 Batagor yang digoreng dengan sempurna. Berpadu dengan sambal kacang pedas. Memberikan kenikmatan yang sederhana namun luar biasa. Kuliner Bandung ini adalah cara yang sempurna untuk merasakan kedamaian dalam kesederhanaannya.
3. Menghargai Keindahan dan Ketenangan Kota yang Romantis
Kota Bandung bukan hanya sekadar tujuan wisata. Lebih dari itu, ini merupakan tempat di mana setiap sudutnya bercerita. Melalui kata-kata Pidi Baiq yang seringkali menggambarkan Bandung sebagai tempat yang penuh kenangan. aku merasa semakin terhubung dengan kota ini.
Salah satu kutipan yang sangat berkesan bagiku adalah "Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersama ku ketika sunyi."
Berjalan di sepanjang Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika. Aku merasakan bagaimana kedua jalan ini begitu hidup dengan sejarah dan kenangan yang terpendam. Di beberapa tembok aku melihat tulisan yang berbunyi "Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum."
 Kata-kata ini menggambarkan betapa indahnya Bandung.  Secara alamiah maupun emosional. Setiap sudut kota ini penuh dengan kehidupan. Tetapi juga memberikan ruang untuk merasakan ketenangan.