Mohon tunggu...
Yobel Aristya Hartono
Yobel Aristya Hartono Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa/Penulis

Saya adalah mahasiswa semester akhir di kota Solo, hobi saya membaca dan menulis, juga seorang yang sangat tertarik pada isu politik, ekonomi, lingkungan, kesehatan mental dan kehidupan remaja.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

'War Takjil' Nonis Curi Start, Bikin Kewalahan

17 Maret 2024   04:15 Diperbarui: 17 Maret 2024   23:00 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

     Bulan Ramadhan selalu membawa kegembiraan, meski belum genap sepekan umat Islam menjalankan ibadah puasa, namun beberapa kegiatan khas ramadhan sudah mulai ramai dilaksanakan. Salah satu yang paling favorit tentu pada saat Ngabuburit, mengisi waktu menjelang adzan mahgrib berkumandang dengan berjalan-jalan mengunjungi pasar-pasar kaget yang berjejer di pinggir jalan, mencari hidangan untuk berbuka puasa, atau lebih populer disebut Takjil.

     Nah, Ramadhan kali ini sedikit berbeda, sebab kegiatan ngabuburit untuk mencari Takjil mendapat sorotan cukup besar oleh masyarakat, terkhusus bagi mereka netizen para warga sosial media, mengapa?

     Tampaknya perburuan takjil tidak hanya dilakukan oleh umat islam yang sedang berpuasa, tapi juga oleh Nonis(Non Islam) atau teman-teman dari agama lain, hal itu ternyata memicu reaksi dari kalangan masyarakat yang berpuasa, mereka mengeluhkan sering hanya mendapat sedikit jumlah atau pilihan makanan sebab sudah diborong oleh teman-teman Nonis.bagaimana bisa? Diungkapkan oleh beberapa netizen jika mereka yang nonis bermain curang dengan datang lebih awal, bahkan saat para penjual baru mulai menggelar dagangannya, sedang mereka yang berpuasa masih lemas menunggu sore agar tidak banyak tenaga terbuang. Beberapa netizen bahkan mengusulkan jika War Takjil(istilah yang diberikan netizen untuk kegiatan berburu takjil) hanya boleh dilakukan setelah jam 4 sore dan untuk mereka yang datang lebih awal harus menyertakan KTP.

Uniknya, peristiwa itu justru menjadi guyonan dan terus menjadi perseteruan penuh toleransi oleh para Netizen Indonesia.

     Hingga tulisan ini di unggah hal itu masih ramai sekali menjadi Konten dan perbincangan, khususnya di aplikasi TikTok, akun @Eloardo Aruan misalnya, di salah satu unggahan vidionya bertuliskan 'Baru kali ini minoritas menang melawan mayoritas' dengan keterangan 'clue: berburu takjil' vidio yang telah ditonton sebanyak lebih dari 5Juta kali itu menjadi viral,  kolom komentarnya penuh keluh kesah, perdebatan hingga ungkapan haru karena bentuk toleransi yang amat tinggi, 'kenapa keluar air mataku baca komen2nya, bertapa indah kebersamaan dan toleransi'  tulis seorang netizen bernama Dewine Sapril di kolom komentar.

     Ya, meski terlihat sedang berseteru namun mereka sejatinya sedang membangun kehidupan bertoleransi, emosi dan rasa jengkel yang dituangkan dalam kata-kata jauh dari kesan kebencian dan permusuhan. Banyak netizen merasa senang meski bisa jadi mereka benar-benar jengkel karena mungkin es campur yang sudah terbayang sejak siang hari hanya tersisa es batunya saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun