Mohon tunggu...
Yohanes Bara
Yohanes Bara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Founder TOBEMORE Learning Center Bekerja di Majalah BASIS dan Majalah UTUSAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pesan Damai dari Atlantis

21 Desember 2018   19:05 Diperbarui: 21 Desember 2018   19:36 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pengujung 2018 ini kita kembali disuguhkan film yang apik, Aquaman. Film ini mendapat jatah promo buy 1 get 1 free dari beberapa pelapak tiket online, sehingga pada awal masa tayangnya, semua kursi telah terbeli, bahkan hingga kursi terdepan. Hingga seminggu layar Aquaman digelar, kursi masih terisi penuh. Namun sayang, Aquaman tak sebombastis Jumanji atau Avenger yang menduduki puncak Box Office di seminggu pertamanya.

Seperti biasa, kita akan mendapat banyak ulasan mengenai cerita, lokasi, peran, kehidupan artis, sampai detil-detil penggarapan CGI animation pada film tersebut. Tetapi yang utama bagi penikmat film adalah sisi hiburan dan pesan, karena apalah arti sebuah film jika kita keluar dari studio dan tak mendapat nilai apa-apa.

Sebutlah film Wonder, Call Me by Your Name, The Shape of Water, yang mendapatkan banyak penghargaan atas kekuatan ceritanya. Atau di Indonesia yang memiliki kekuatan cerita seperti film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, Sekala Niskala, Kucumbu Tubuh Indahku. Melalui film, Hitler dan Soeharto melakukan propaganda, kerana film adalah sarana yang mudah diterima untuk mengirimkan pesan. Oleh sebab itu film seharusnya menghibur dan memberikan pesan.

Cukup mengherankan jika Aquaman dimaknai sebagai hiburan akhir tahun semata, karena James Wan mengantarkan pesan yang kuat dalam film yang diperankan Jason Mamoa itu, pesan itu hampir terbungkus rapi dalam seluruh film berdurasi  2 jam 22 menit melalui konflik-konflik yang terjadi.

Dimulai dari alasan Ocean Master yang diperankan oleh Patrick Wilson ingin menyerang daratan, karena Atlantis tercemar sampah, limbah industri, dan kaum darat yang jahat itu memburu habis-habisan penghuni lautan. Ia membuat trik kaum darat menyerang Atlantis untuk menghimpun kekuatan klan-klan Atlantis untuk bersama-sama menyerang daratan.

Isu kejahatan kaum darat yang merusak Atlantis terus menjadi alasan Ocean Master saat melakukan lobi-lobi terhadap rencana "menghabisi" daratan, dan itu Atlantis buktikan dengan membuat "tsunami" sampah ke segala penjuru dunia, mereka menumpuki daratan dengan sampah dan kapal-kapal perang. Ya, jelas pesannya, kaum darat terlalu arogan melakukan pencemaran terhadap lautan.

Kaio Nunes/Instituto Biopesca
Kaio Nunes/Instituto Biopesca
Kita teringat pada penemuan bangkai Paus Sperm Wale yang perutnya terisi 5,9 Kg plastik di perairan Wakatobi November lalu, juga pada unggahan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, di Instagramnya yang menunjukan seekor lumba-lumba mati kelaparan setelah bekas tutup galon mengunci mulutnya.

Jika kita menjadi penguasa samudera, tempat kita tinggal dan hidup, melihat sesama kita mati dengan cara demikian, apakah kita tak melawan? Atau ilustrasi yang lebih mudah, sebulan plastik yang Anda gunakan tak boleh dikeluarkan dari kamar Anda, berapa banyak kira-kira? Dan semua plastik yang Anda gunakan tak boleh dibuang, hanya boleh Anda bawa pulang. Mungkin kamar Anda akan penuh dengan plastik dalam waktu setahun.

Plastik itu berasal dari botol minuman kita, kemasan camilan kita, plastik kresek wadah belanjaan kita, sedotan minum kita, kemasan-kemasan belanja online kita, yang seolah-olah hanya kita yang memakainya dan tak akan menjadi masalah. Bayangkan plastik yang memenuhi sekamar Anda itu akan tetap disana bahkan sampai Anda kakek/nenek.

Dengan jumlah penduduk nomor 4 di dunia, tingkat literasi nomor 2, tingkat korupsi tinggi, rasanya kita masih jauh dari per-adab-an (kbbi: kemajuan kecerdasan dan kebudayaan lahir batin). Jauh dari kesadaran akan lingkungan hidup, yang kita kejar hanya materi hidup.

Alih-alih mendukung aksi adik tirinya, Aquaman yang setangah Atlantis dan setengah kaum darat justru menentang menusnahan daratan. Sebagai penghuni keduanya, Aquaman tak terima Atlantis melakukan pemusnahan, ia percaya kaum darat masih ada hati untuk mengurangi sampah plastik.

Aquaman masih menahan Atlantis untuk tak menerang daratan, tapi suatu saat bisa saja ia berkolaborasi pada penguasa langit untuk menurunkan banjir bandang, berseru pada penguasa rimba untuk menggeserkan tanahnya, memerintah segala ikan untuk menarik diri dari kaum darat, sehigga kaum darat akan mati kelaparan dan hidup di tengah bencana.

Aquaman menunggu kesadaran kaum darat untuk mengurangi plastik yang mengalir hingga ke depan teras Atlantis, ia menunggu kaum darat mengurangi sedotan, kantong plastik belanjaan, botol plastik, dan sejenisnya. 

Lalu ia kirimkan pelangi setiap selepas hujan dan mempertunjukan lumba-luma yang sehat melompat-lompat di samping kapal kita yang  berlabuh di dermaga. Ia akan kirimkan ikan-ikan yang sehat tak mengandung plastik, agar kita bisa makan tanpa terpapar kanker, gangguan reproduksi, dan radang paru-paru. ***

Y. Bara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun