Mohon tunggu...
Waluyo Abdul Waliyy
Waluyo Abdul Waliyy Mohon Tunggu... -

manusia lemah dan penuh kekurangan yg mencoba selalu untuk melatih kesabaran dalam meletakkan nilai2 kesabaran pada tempat yg seharusnya. dan melatih kesadaran untuk selalu sadar akan nilai2 kesadaran untuk selalu sadar ttg celakanya hidup saat hilangnya kesadaran untuk bersabar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi Waktu Subuh

5 Maret 2015   11:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:09 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih dengan pagi yg sama
Dalam iringan angin dan embun yg mengantarkan aku nada nada pagi.
Aroma tanah basah sisa hujan semalam,
Masih tertopleskan dan tersusun rapi dalam etalase ingatan.

Ada damai mengiring pagi dalam nada2 harmonic yg mengalun.
Dalam rangkaian kalam mengundang dahi untuk bersungkur.

Aku masih bernafas,
Menghitung bebatuan yg terkumpulkan bersama waktu.
Menangkap gugurnya dedaunan disetiap rentang usiaku.

Hanya berharap dan selalu berharap,
Jika buruk lakuku,
Semoga ada kebaikan diakhir kisahku.
Karena setiap yg kuperbuat,
Aku sadar ada harga yg harus dibayar.

Selamat pagi subuh. :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun