Isu rasis di era sekarang ini masih saja terjadi, walapun berbagai peraturan yang melarang rasis sudah diterapkan. Salah satunya adalah isu rasis yang terjadi di lapangan hijau. Sampai saat ini dunia sepakbola tidak lepas dari isu ini. Beberapa kasus rasis telah terjadi di lapangan hijau baik di sepakbola nasional maupun internasional. Kasus rasis ini biasanya dilakukan oleh para suporter terhadap supporter lain atau terhadap pemain. Bahkan terjadi pula kasus rasis yang terjadi antar pemain sepakbola.
Pada Piala Eropa lalu (Juni 2012), terjadi kasus rasis kepada pemain timnas Italia Mario Balotelli yang dilakukan oleh suporter timnas Spanyol. Alhasil Asosiasi Sepakbola Spanyol dijatuhi hukuman denda oleh UEFA sebesar 20.000 Euro. Hal yang sama juga terjadi pada Asosiasi Sepakbola Rusia yang mendapatkan hukuman denda dari UEFA sebesar 30.000 Euro. Kasusnya adalah bek kanan Ceko, Theodor Gebre Selassie, yang berkulit hitam dicecar fans Rusia dalam laga yang berakhir dengan kekalahan 1-4 untuk mereka.
Kasus rasis juga terjadi di AFF CUP 2012, kejadian ini baru saja terjadi beberapa hari yang lalu. Supporter Timnas Malaysia bernyanyi nyanyian rasis “Indonesia itu anjing” di Stadion Bukit Jalil. Kasus ini menyebarluas di dunia maya, setelah videonya diunggah ke youtube. Alhasil banyak komentar atas kasus ini, khususnya warga Negara Indonesia yang merasa dlecehkan oleh supporter Malaysia yang menamakan dirinya Ultras Malaya.
Bercermin dari kasus rasis yang terjadi di piala Eropa lalu, apakah kasus rasis di piala AFF ini akan berbuah hukuman terhadap asosiasi sepakbola Malaysia? Tentu saja masyarakat Indonesia berharap demikian demi terciptanya sportifitas. Kasus ini sebenarnya berbeda dengan yang terjadi di piala Eropa 2012. Rasis yang terjadi di piala Eropa 2012 terjadi terhadap seorang pemain oleh supporter, sedangkan di AFF Cup 2012 rasis ditujukan kepada Negara Indonesia, bukan individu (pemain sepakbola). Seharusnya kasus rasis ini mendapat hukuman yang lebih berat dibandingkan kasus rasis di piala Eropa 2012 lalu. Korban rasis ini juga terjadi pada Singapura, dengan nyanyian yang sama “Singapore itu anjing”. Hukuman untuk asosiasi Malaysia seharusnya lebih berat karena melecehkan dua Negara, yakni Indonesia dan Singapura.
Sebagai warga Negara yang bijak, kita perlu menyikapi kasus ini dengan kepala dingin. Mengingat di Liga Indonesia pun terjadi kasus rasis antar suporter, diantaranya Viking dengan The Jak, Bonek dengan Aremania, dan masih banyak lagi. Viking bernyanyi “The Jak Anjing” begitu pun sebaliknya, sekarang nyanyian rasis itu kembali terdengar namun bukan di Liga Indonesia tapi di Piala AFF 2012. Apakah mungkin Ultras Malaya menonton Liga Indonesia, lalu mengikuti perilaku “rasis” itu? Mungkin saja. Oleh karena itu sebaiknya supporter sepakbola Indonesia instrospeksi diri, sudah saatnya semua supporter Indonesia berdamai dan bersatu.
STOP RASIS!!!
SAY NO TO RACISM!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H