Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Rembulan Di Balik Jendela (Bagian 7)

30 Januari 2025   21:37 Diperbarui: 30 Januari 2025   21:37 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimas tersenyum tipis, meski matanya menunjukkan sedikit rasa kecewa. "Kau tidak perlu menjawab apa pun, Rani. Aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri. Aku tahu, mungkin aku bukan orang yang kau pilih, dan itu tidak apa-apa. Selama kau bahagia, itu sudah cukup bagiku."

Setelah malam itu, hubungan mereka berubah. Meski Dimas mencoba bersikap biasa, Rani bisa merasakan ada jarak di antara mereka. Di sisi lain, hubungan Rani dengan Radit semakin dekat. Radit mengajaknya melihat dunia melalui sudut pandang seni, membawanya keluar dari zona nyamannya, dan membuatnya merasa hidup kembali.

Namun, hati Rani tidak bisa mengabaikan keberadaan Dimas. Ia mulai bertanya-tanya, apakah kebahagiaan yang ia rasakan bersama Radit adalah cinta sejati, atau hanya pelarian dari luka masa lalu?

Puncak dari konflik ini terjadi ketika Rani diundang untuk menghadiri pameran seni Radit, yang kebetulan diadakan di malam yang sama dengan perayaan ulang tahun kantor di mana Dimas akan menerima penghargaan sebagai jurnalis terbaik.

Rani merasa bimbang. Kedua pria ini, dalam cara yang berbeda, telah memberikan sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Radit adalah cahaya baru yang membawa kebahagiaan, sementara Dimas adalah fondasi yang selalu ada, memberikan ketenangan dan pengertian.

Pada akhirnya, Rani memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Ia sadar bahwa cinta sejati bukan hanya tentang siapa yang membuatnya tersenyum, tapi siapa yang membuatnya merasa utuh, tanpa kehilangan dirinya sendiri.

Di malam pameran, Rani berdiri di depan sebuah lukisan karya Radit yang ia tahu terinspirasi dari dirinya. Namun, alih-alih merasa bahagia, ia merasa ada sesuatu yang kurang. Dalam momen itu, ia menyadari bahwa meskipun Radit membawanya terbang tinggi, Dimas adalah orang yang selalu menjadi tempatnya untuk kembali.

Rani meninggalkan pameran dan menuju ke kantor, di mana Dimas sedang menerima penghargaan. Ketika ia tiba, Dimas sedang berdiri di panggung, menyampaikan pidato singkat. Matanya bertemu dengan Rani di antara kerumunan, dan seketika ada keheningan yang penuh arti di antara mereka.

Setelah acara selesai, Rani menghampiri Dimas. "Mas Dimas," ucapnya dengan suara bergetar. "Aku akhirnya mengerti. Orang yang selalu ada untukku, yang selalu membuatku merasa utuh... adalah kamu."

Dimas terdiam, matanya memancarkan harapan yang lama ia pendam. "Rani, apa kau yakin?"

Rani mengangguk, senyumnya tulus. "Aku yakin. Dan kali ini, aku tidak akan membiarkan diriku melewatkan sesuatu yang begitu berarti."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun