Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Rembulan Di Balik Jendela (Bagian 2)

18 Januari 2025   22:06 Diperbarui: 18 Januari 2025   22:06 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Hari-hari mereka selanjutnya diisi dengan kebahagiaan kecil yang tulus. Mereka menanam bunga di taman kecil, membaca buku bersama di bawah pohon mangga, atau sekadar duduk berdua, menikmati hening yang terasa damai.

Namun, waktu memang tak bisa dilawan. Ketika akhirnya Armand berpulang, ia melakukannya di pelukan Laila, dengan senyum yang penuh kelegaan. Ia tahu, cinta mereka abadi, melampaui batas kehidupan.

Kini, setiap malam, Laila duduk di balik jendela yang sama. Ia tak lagi menunggu, melainkan mengenang. Dan di setiap sinar rembulan yang masuk melalui celah jendela, ia merasa kehadiran Armand, seperti bisikan lembut yang selalu berkata: "Aku di sini, bersama cintamu, untuk selamanya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun