Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengeja Setia

28 Juli 2024   19:14 Diperbarui: 28 Juli 2024   19:18 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seri Puisi Belajar Mengeja Setia 

Mengeja Setia

Dalam heningnya pagi yang sejuk,
Kutulis kata-kata setia di atas daun,
Setiap huruf seperti butir embun,
Menyegarkan jiwa yang terus merindu.

Baca juga: Mengeja Cinta

Aksara pertama adalah "S",
Setia dalam setiap hembusan nafas,
Tak tergoyahkan oleh waktu yang berlalu,
Menjadi dasar dari segala harap.

Huruf berikutnya adalah "E",
Eratnya janji yang tak terurai,
Mengikat hati dalam satu tujuan,
Melewati badai dengan keteguhan.

"T" adalah teguhnya keyakinan,
Menemani dalam suka dan duka,
Menjadi cahaya dalam kegelapan,
Menuntun langkah dengan penuh cinta.

Baca juga: Mengeja Tulus

Huruf "I" yang indah,
Mengalir lembut seperti sungai kasih,
Menyejukkan hati yang haus akan cinta,
Menyatukan dua jiwa dalam harmoni.

Aksara terakhir adalah "A",
Abadi dalam setiap langkah bersama,
Menjadi pelita dalam gelap gulita,
Mengukir kisah hingga akhir masa.

Baca juga: Mengeja Jujur

Belajar mengeja setia ini,
Adalah perjalanan tanpa henti,
Dalam setiap kata yang tertulis,
Kutemukan dirimu sebagai arti sejati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun