Harapanku tercecer membasahi lantai kamar
Dari secangkir doa yang tumpah
Itu harapan-harapan dingin yang hampir basi
Biarkan saja menguap ke langit
Doa-doaku adalah kanvas yang basah,
Menyerap warna dari air mata dan tawa yang tertuang lelap.
Membawa bisikan cerita dari hati yang penat,
Mengiringi perjalanan jiwa dalam suka dan sesal yang saling merapat.
Menghiasi langit kehidupan dengan warna-warni asa,
Dalam hujan doa yang tumpah dari cawan jiwa,
Tersirat doa yang tulus, tak pernah hilang makna.
Di dalam tetesan doa yang jatuh dari mata batin,
Terdapat kekuatan untuk bangkit, dalam tiap senyuman yang hening.
Menyiratkan keindahan di atas luka-luka yang kering,
Secangkir doa yang tumpah adalah cermin hati,
Memantulkan kerinduan yang tak terucap dalam kata,
Dalam hening malam, di bawah rembulan yang setia,
Kita temukan damai, dalam doa-doa yang tertumpah dengan rela.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H