Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Doa Yang Tumpah

14 Juli 2024   00:26 Diperbarui: 14 Juli 2024   11:32 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secangkir Doa Yang Tumpah

Harapanku tercecer membasahi lantai kamar
Dari secangkir doa yang tumpah
Itu harapan-harapan dingin yang hampir basi
Biarkan saja menguap ke langit

Doa-doaku adalah kanvas yang basah,
Menyerap warna dari air mata dan tawa yang tertuang lelap.
Membawa bisikan cerita dari hati yang penat,
Mengiringi perjalanan jiwa dalam suka dan sesal yang saling merapat.

Menghiasi langit kehidupan dengan warna-warni asa,
Dalam hujan doa yang tumpah dari cawan jiwa,
Tersirat doa yang tulus, tak pernah hilang makna.

Di dalam tetesan doa yang jatuh dari mata batin,
Terdapat kekuatan untuk bangkit, dalam tiap senyuman yang hening.
Menyiratkan keindahan di atas luka-luka yang kering,

Secangkir doa yang tumpah adalah cermin hati,
Memantulkan kerinduan yang tak terucap dalam kata,
Dalam hening malam, di bawah rembulan yang setia,
Kita temukan damai, dalam doa-doa yang tertumpah dengan rela.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun