Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Doa Hening

12 Juli 2024   02:30 Diperbarui: 12 Juli 2024   07:02 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secangkir Doa Hening

Dalam secangkir doa hening, kutuangkan harapan,
Seperti embun di ujung dedaunan,
Hidup adalah aliran sungai yang meliuk tenang,
Menciptakan cerita cinta di bawah langit

Waktu adalah bayang-bayang yang berlalu,
Menyentuh hati dalam irama lagu pilu,
Di dalam pelukan malam yang hening
Bintang-bintang berbisik, membentuk rindu.

Mimpi adalah bunga yang mekar di taman jiwa,
Mewarnai langkah kaki di jalan setapak cinta,
Menggenggam harapan dalam pelukan asa,
Meniti hari-hari dengan senyum penuh makna.

Kehidupan adalah samudera tak bertepi,
Mengajarkan keberanian di tiap gelombang yang menderu,
Di dalam cakrawala biru yang tak terbatas ini,
Kita adalah pelaut, berlayar menuju pelabuhan rindu.

Secangkir doa hening adalah cermin hati,
Memantulkan kejujuran dalam kesunyian malam,
Dalam heningnya, kutemukan kedamaian abadi,
Mengiringi setiap langkah dengan irama harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun