Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Jalanan

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Senja

30 Juni 2024   17:55 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:25 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antologi Senja 

Saat mentari tenggelam di ufuk barat,
langit menari dengan warna keemasan,
awan-awan berarak bak layar kapal,
mengantarkan harapan pada malam.

Desir angin membelai dedaunan,
berbisik lembut pada senandung burung,
seperti alunan melodi di telinga,
menenangkan jiwa yang resah.

Baca juga: Senja Terusik

Ombak mencium lembut pasir pantai,
membawa cerita dari seberang samudra,
seperti rahasia yang terbisik di telinga,
mengikat hati dalam ketenangan.

Rembulan muncul perlahan,
menabur sinar perak di atas air,
cahayanya memantul seperti kaca,
menghias malam dengan keindahan tiada tara.

Di taman yang merindu senja,
bunga-bunga membuka kelopaknya,
menghampiri malam dengan aroma manis,
seperti cinta yang bersemi dalam sunyi.

Baca juga: Bulan Setengah

Bintang-bintang mulai berkerlip,
bercakap-cakap dalam bahasa cahaya,
mengukir cerita di kanvas malam,
menggambarkan mimpi dan harapan.

Malam datang dengan lembut,
menyelimuti bumi dengan kehangatan,
menawarkan pelukan bagi yang lelah,
dan mimpi indah bagi yang terlelap.

Baca juga: Netizen

Senja berbisik pada malam,
menyampaikan pesan rahasia alam,
bahwa di balik setiap kegelapan,
tersembunyi cahaya yang menunggu fajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun