Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Membaca || Menulis|| Nonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lukisan Senja

28 Juni 2024   17:45 Diperbarui: 29 Juni 2024   00:15 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Id.m.wikipedia.org /Senja di kota Lubuk Buaya,Padang 

Di tepian senja yang merona jingga,
langit mencipta kanvas keemasan,
di mana awan berarak pelan,
seperti sapuan kuas pada sutra angkasa.

Rembulan malu-malu menampakkan diri,
berbisik pada bintang yang masih terlelap,
menaburkan cahaya seperti mutiara,
menghias malam dengan kilau abadi.

Ombak bernyanyi di bibir pantai,
mengalunkan irama alam yang abadi,
seperti lirih rindu pada sang kekasih,
menghampiri hati dengan kelembutan.

Baca juga: Kopi Senja

Angin membelai dedaunan,
membawa aroma petualangan,
seperti kisah yang terurai di kejauhan,
mengajak jiwa untuk mengembara.

Di taman yang bersemi saat senja,
bunga-bunga mekar dengan malu,
menyebarkan wangi seperti puisi,
menghiasi bumi dengan keindahan sejati.


Di balik bayang pepohonan,
tersembunyi rahasia malam,
yang berbisik pelan pada sang embun,
menyampaikan kisah tentang kedamaian.

Baca juga: Di Balik Senja

Malam membentangkan sayap hitamnya,
menyambut dunia dalam pelukan lembut,
menawarkan mimpi pada yang lelah,
dan harapan pada yang menanti fajar.

Di cakrawala, senja menutup hari,
membawa pesan cinta dan ketenangan,
meninggalkan jejak di hati,
hingga esok mentari kembali berseri.

Baca juga: Putra Senja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun