Cinta, hipotesis yang tak pernah teruji, Menyelinap dalam hati tanpa aba-aba, Seperti angin yang membawa harum melati, Menggetarkan jiwa dalam tiap helaan nafasnya.
Adakah cinta sejati, tanya para peneliti rasa, Adakah formulanya, di balik senyum dan tatapan mata, Bagai teka-teki alam yang tak terpecahkan, Menyimpan misteri dalam setiap getaran.
Cinta, bagai persamaan tanpa variabel pasti, Mengisi ruang-ruang kosong dengan kehangatan, Menjadi hipotesis yang menggantung di langit hati, Mengundang rindu yang tak pernah padam.
Dalam pelukan cinta, ada teori kebahagiaan, Membuat hari-hari menjadi penuh warna, Seperti bunga yang bermekaran di musim semi, Menghiasi kehidupan dengan keindahan abadi.
Cinta, hipotesis yang menyatu dalam dua jiwa, Menjelma dalam bisikan malam yang syahdu, Menjadi formula rahasia di balik setiap senyuman, Mengalir dalam nadi seperti eliksir kehidupan.
Kita adalah peneliti di laboratorium rasa, Mencari jawaban dari hipotesis cinta yang abadi, Seperti ilmuwan yang mengejar cahaya, Menemukan makna dalam setiap percobaan hati.
Hipotesis cinta, bagai sinar di ufuk timur, Menjadi pemandu dalam gelapnya malam, Mengajarkan kita arti dari keikhlasan, Membawa harapan dalam setiap hembusan angin asmara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H