Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hipotesis Cinta

24 Juni 2024   17:33 Diperbarui: 24 Juni 2024   18:11 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta, hipotesis yang tak pernah teruji, Menyelinap dalam hati tanpa aba-aba, Seperti angin yang membawa harum melati, Menggetarkan jiwa dalam tiap helaan nafasnya.


Adakah cinta sejati, tanya para peneliti rasa, Adakah formulanya, di balik senyum dan tatapan mata, Bagai teka-teki alam yang tak terpecahkan, Menyimpan misteri dalam setiap getaran.

Cinta, bagai persamaan tanpa variabel pasti, Mengisi ruang-ruang kosong dengan kehangatan, Menjadi hipotesis yang menggantung di langit hati, Mengundang rindu yang tak pernah padam.

Baca juga: Mengenal Cinta

Dalam pelukan cinta, ada teori kebahagiaan, Membuat hari-hari menjadi penuh warna, Seperti bunga yang bermekaran di musim semi, Menghiasi kehidupan dengan keindahan abadi.

Cinta, hipotesis yang menyatu dalam dua jiwa, Menjelma dalam bisikan malam yang syahdu, Menjadi formula rahasia di balik setiap senyuman, Mengalir dalam nadi seperti eliksir kehidupan.

Kita adalah peneliti di laboratorium rasa, Mencari jawaban dari hipotesis cinta yang abadi, Seperti ilmuwan yang mengejar cahaya, Menemukan makna dalam setiap percobaan hati.

Hipotesis cinta, bagai sinar di ufuk timur, Menjadi pemandu dalam gelapnya malam, Mengajarkan kita arti dari keikhlasan, Membawa harapan dalam setiap hembusan angin asmara.

Baca juga: Metodologi Cinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Dasar Teori Cinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun