Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kasih Ayah

4 Juni 2024   18:49 Diperbarui: 28 Juni 2024   01:52 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antologi Kasih

Dalam senyap malam yang tenang, Kutemukan cinta dalam tatapan lembutmu, anakku. Seperti bintang yang selalu bersinar terang, Kau adalah cahayaku, penerang jalan hidupku.

Dengan tangan kasar yang penuh peluh, Kugenggam harapanmu, kulindungi mimpimu. Setiap langkah kecilmu adalah anugerah, Setiap tawa ceriamu, pengobat segala lelah.

Baca juga: Kasih Ibu

Kau adalah anugerah dari langit biru, Pelita jiwa dalam setiap hela napasku. Sejak kau hadir dalam hidupku yang sederhana, Hatiku dipenuhi kasih yang tak pernah pudar.

Aku ajarkanmu tentang kuatnya iman, Tentang keteguhan hati dalam menghadapi zaman. Meski badai menerjang, kita takkan goyah, Karena cinta ayah ini, tak lekang oleh waktu dan jarak.

Setiap tetes keringat yang jatuh di tanah, Adalah saksi bisu dari cinta yang tak terbatas. Aku bangga melihatmu tumbuh dewasa, Dengan cinta dan ketulusan yang selalu terjaga.

Dalam doa malam yang kupanjatkan, Kutitipkan kebahagiaanmu pada Sang Pencipta. Semoga langkahmu selalu dalam lindungan-Nya, Dalam setiap jejakmu, ada cinta ayah yang mengiringi.

Baca juga: Syair Kesepian

Anakku, dalam setiap detik yang berlalu, Ketahuilah, cinta ayah takkan pernah layu. Kau adalah permata dalam hidup yang fana, Cinta ini abadi, untuk selamanya.

Baca juga: Aku Dan Keakuanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun