Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Jalanan

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wajarkah Meninggalkan Orangtua di Panti Jompo?

4 Juni 2024   00:05 Diperbarui: 4 Juni 2024   00:55 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Panti Jompo: primaindisoft.com

Rumah perawatan lansia di Indonesia merupakan topik yang kompleks dan sering kali menimbulkan perdebatan. Dalam pandangan saya, kehadiran rumah perawatan lansia memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan secara matang.

Di satu sisi, rumah perawatan lansia menawarkan solusi praktis bagi keluarga yang mungkin tidak mampu merawat anggota keluarga lanjut usia mereka sendiri karena keterbatasan waktu, pengetahuan, atau sumber daya.

Di tempat-tempat ini, lansia dapat menerima perawatan medis yang memadai, pengawasan terus-menerus, dan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, yang bisa mengurangi rasa kesepian. 

Namun, di sisi lain, stigma negatif terhadap rumah perawatan lansia di Indonesia masih cukup kuat. Banyak orang yang merasa bahwa menitipkan orang tua atau kakek-nenek ke rumah perawatan adalah bentuk pengabaian tanggung jawab keluarga. 

Selain itu, kualitas layanan di beberapa rumah perawatan lansia sering kali dipertanyakan, dengan laporan tentang perawatan yang kurang memadai atau perlakuan yang tidak manusiawi.

Idealnya, rumah perawatan lansia di Indonesia perlu ditingkatkan dari segi kualitas dan pengawasan untuk memastikan bahwa penghuni menerima perawatan yang layak dan manusiawi. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya perawatan profesional untuk lansia juga perlu digalakkan agar stigma negatif bisa dikurangi. 

Pada akhirnya, pilihan untuk menggunakan rumah perawatan lansia harus berdasarkan pada kebutuhan dan kesejahteraan lansia itu sendiri, bukan semata-mata karena tekanan sosial atau ekonomi.

Meninggalkan orang tua di panti jompo adalah keputusan yang sangat pribadi dan sering kali sulit diambil. Apakah keputusan ini wajar atau tidak sangat tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing keluarga serta kebutuhan orang tua yang bersangkutan.

Di satu sisi, ada situasi di mana meninggalkan orang tua di panti jompo bisa dianggap wajar dan bahkan perlu. Misalnya, jika orang tua membutuhkan perawatan medis intensif atau pengawasan 24 jam yang tidak bisa diberikan di rumah. Panti jompo yang berkualitas dapat menawarkan layanan kesehatan yang lebih baik, aktivitas sosial yang terstruktur, dan lingkungan yang aman bagi orang tua. 

Dalam kasus seperti ini, keputusan untuk meninggalkan orang tua di panti jompo mungkin merupakan pilihan terbaik untuk memastikan kesejahteraan dan kenyamanan mereka.

Namun, di sisi lain, ada juga argumen bahwa orang tua sebaiknya tetap bersama keluarga. Nilai-nilai budaya di Indonesia sangat menekankan pentingnya menjaga dan merawat orang tua di rumah sebagai bentuk rasa hormat dan tanggung jawab keluarga. Banyak yang percaya bahwa lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang lebih baik bagi kesejahteraan emosional dan mental orang tua dibandingkan dengan panti jompo.

Pada akhirnya, keputusan ini harus diambil dengan pertimbangan yang matang dan komunikasi terbuka antara anggota keluarga. Kesejahteraan orang tua harus menjadi prioritas utama. 

Jika panti jompo dipilih, penting untuk memastikan bahwa fasilitas tersebut memiliki reputasi yang baik dan mampu memberikan perawatan yang manusiawi dan bermutu. 

Sebaliknya, jika merawat di rumah adalah pilihan yang diambil, keluarga harus siap dengan komitmen waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk merawat orang tua dengan baik.

Kesimpulannya, apakah wajar atau tidak meninggalkan orang tua di panti jompo sangat tergantung pada situasi individual dan kebutuhan khusus orang tua. Keputusan ini harus diambil dengan hati-hati, memperhatikan kesejahteraan fisik dan emosional orang tua serta kemampuan keluarga untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun