Diskusi Setelah Gila
Jangan gila, itu percuma. Kamu hanya ingin tertawa lepas disebalik bisu yang menetas.
Ha ha ha ha..
Kau lihat tawa itu?
Itulah tawa terakhir sebelum kegilaan mengauliku
Tawa renyah palsu di balik seribu sinis
Untuk apa memalsukan tawa??? Hahaha lelucon, padahal nyatanya itu sebuah guratan luka. Sadar atau tidak persentinya akan menggerogoti jiwa yang sudah payah
Tawa palsu dijual murah,
Diobral di pasar malam setelah senja pergi, di pasar pagi sebelum embun membumi
Kau tau apa, hasil penjualan kemunafikan itu habis semalam pada pesta pora.
Yah... Itu baru secuil kisah tentang eksploetasi tawa. Buatkan kopi akan aku ceritakan tentang para mafia tangisan.
Maaf, aku memang tak tahu apapun. Tapi setidaknya aku tahu tawa itu hanya sebuah tawa palsu yang dibuat untuk menutupi banyaknya borok dalam kecamuk pikiranmu.
Ah tidak, kopikan saja dirimu, aku tidak menyukainya. Suruh saja mereka untuk membuat untukmu agar dia tahu betapa bengisnya dirimu akan dirinya yang membawa amarah.
Cikarang, November 2022
YM.Lapu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H