Anak Hujan
Hujan bulan November
Hujan dan November bak ayah dan bunda dari ribuan anak puisi yang terlahir, ada yang tumbuh dewasa ada pula yang mati di usia dini.
Ada yang dielu-elukan ada pula yang merana tanpa sahabat bermain
Anak hujan dan November tak semuanya terlahir selamat
mati sebagai janin tanpa ayah
Digugurkan sebelum bertumbuh
Mati kehabisan asupan cinta
Lahir dengan pendarahan hebat Â
Tak jarang ayah hujan sedih dan menumpahkan amarahnya Â
Bunda november merayu manja
"Sudah ... Nanti kita bersengama lagi aku akan melahirkan anak-anak lagi bagimu" Â ayah hujan menunduk lesu dalam rinai manjanya Â
Di ujung taman ayah hujan mengamati dua sejoli sedang bercumbu mesra
Ah, sebentar lagi aku akan mengendong bayi november di ujung senja
Akan aku beri nama cinta di ujung senja Â
November berseri-seri saat gerimis manja membahasi pucuk dedaunan
Padang kerontang tersenyum
Pucuk bunga menari-nari
Cahaya merona senja menghangatkan gelap menjelang, malam jatuh, mentari menari riang, embun menyejukkan dahaga penyair yang sedari malam berdiskusi dengan kata
Cikarang, 02/11/22
YM.Lapu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H