Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Huh...

28 September 2022   00:05 Diperbarui: 28 September 2022   06:16 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Created By : YM.Lapu

Huh, ... 

Rapuh, huh ...
Punggungku
Begitu ripuh
Merepih isak
Suara lindur sebelum tidur
Bunyi dengkur tengah malam

Luruh, huh ...
Kuseka air mata,
kuserap sebagai mata air
dari pohon tepian bukit
Kaki gunung  
Mengalir tak bermuara

Baca juga: Pilah Pilih

Huh, ... Roboh
Dinding
Menjadi kubur
Dingin
Dari kabar, kabar
Mulut angin
Diam, angankan ingin
Mata burung
Menjadi murung

Rengkuh, huh ... 
Pundakku
Ringkih
Linangan bersembunyi
dari mata lampu
Masa lampau
Mengintip dibalik sunyi
menatap curiga

Luluh, huh ... 
Lelaplah di dada
Kala lelah
Tubuh rela menipis
Demi menepis
Lengan dan kaki
Rela terpenggal
lengkung sabit senyummu.

Cikarang, september 2022
YM.Lapu

Baca juga: Masih Tentang Rindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Wejangan Terakhir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun