Huh, ...Â
Rapuh, huh ...
Punggungku
Begitu ripuh
Merepih isak
Suara lindur sebelum tidur
Bunyi dengkur tengah malam
Luruh, huh ...
Kuseka air mata,
kuserap sebagai mata air
dari pohon tepian bukit
Kaki gunung Â
Mengalir tak bermuara
Huh, ... Roboh
Dinding
Menjadi kubur
Dingin
Dari kabar, kabar
Mulut angin
Diam, angankan ingin
Mata burung
Menjadi murung
Rengkuh, huh ...Â
Pundakku
Ringkih
Linangan bersembunyi
dari mata lampu
Masa lampau
Mengintip dibalik sunyi
menatap curiga
Luluh, huh ...Â
Lelaplah di dada
Kala lelah
Tubuh rela menipis
Demi menepis
Lengan dan kaki
Rela terpenggal
lengkung sabit senyummu.
Cikarang, september 2022
YM.Lapu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H