Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Erosi Eros

5 September 2022   08:48 Diperbarui: 5 September 2022   08:59 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Created By : YM.Lapu

Erosi Eros 


Aku pernah memohon dengan sangat
Saat pelukan masih terasa hangat
Jiwamu memberontak sengit
Langkahku tak cukup gesit

Saat langkah mulai gontai
Perlahan kau cari pengganti
Ketika harapanku mulai kabur
Kau pergi tanpa kabar

Ah, sudahlah wanita memang begitu kata si pambaca sajak.
Kau terlena dengan wajah manis
Akhirnya hatimu meringis
Jalanmu masih panjang
Lupakan wanita jalang

Lalu...
Aku memohon pada sang kahlik
Berharap kisahku terbalik

Mungkin aku seperti debu
Sebutir debu yang memburamkan
Memburamkan kilauanmu
Kilauan yang indah bagai safir

Bahkan tak berdaya menghindar
Menghindar saat angin berhembus
Hembusan yang menghempaskan
Tehempas
Terbang
Lenyap
Entah kemana?

Cinta ini bagaikan virga..
Hati yang kering kerontang
Nyaris meretakkan raga
Membuncah menanti hujan

Baca juga: Hujan Malam Senin

Pijakan ini tiada lagi berirama
Sengau dan terbata-bata
Denyut ini berantakan
Urat nadi semakin melemah

Baca juga: Tanpa Judul

Di sini aku sendiri
Dibawah sisi langit
Terduduk diantara cahaya
Cahaya bulan dan lampu taman

Berharap suatu keajaiban
Membawa serta alunan asa
Mimpi ini terasa jauh
Menghilang sebelum kuraih

Lalu...
Aku tersadar, aku masih bersandar pada tembok sunyi, bersembunyi.
Pada hati yang kina sunyi

Bumi, 2014

YM.Lapu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun