Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepi Tak Diam

8 Agustus 2022   21:05 Diperbarui: 14 September 2022   20:14 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepi Tak Diam 

Kopi sudah terseduh

Denting senduk masih terngiang

Baca juga: Harapan Semu

Kata yang kian meninggi jatuh terkapar

Terjerembab di sudut hari
Pengap
Redup
Sedap
Tak sedap
Gelisah menguap
Terus menguap

Mentari sedang sibuk
Siang nanti ia kembali
Cinta, menu siang nanti
Sepi berarak
Mungkin diam itu sepi
Sepi tak selalu diam

Mentari
Redup
Pengap
Tak sedap
Gelisah
Menguap
Kian meninggi melodi dentingan senduk terngiang
Sajian cinta
Sepi tanpa kata
Menelusuri hari
Sepi tanpa diam

Baca juga: Menoreh Lara

Bekasi,maret 2017
YM.Lapu

Baca juga: Aku Kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun