Sudah waktunya pulang.
Tunggu...
Sebentar...
Mengapa aku sendiri?
Harapan itu hanya sekedar lewat?
Atau aku yang tiba-tiba datang memohon untuk berharap?
Mimpi itu hanya sekedar lewat?
Atau aku yang pura-pura mencari mimpi?
Ahh, ternyata aku.
Ada di Aku.
Mimpi itu tak cuma lewat.
Hanya seperti segurat daging yang menempel di gigiku.
Harapan itu tak cuma selewat.
Seperti rintik hujan setelah mendung berhari-hari.
Di mana kaca pembesar?
Aku butuh untuk mencari kalau ada yang kelewatan.
Di mana letak tempat sampah?
Aku ingin membuang ragu yang membuatku resah.
Di mana sapu ijuk?
Aku ingin menyapu debu pisimis yang mengotori memoriku.
*memandang jam dinding yang diam
Malaka,2016
YM.Lapu