Suasana Ibukota Metropolitan yang kini tengah berkembang pesat dengan banyaknya gedung tinggi yang berjajar di ruas jalanan Jakarta, terdapat satu tempat wisata yang belum terlau mainstream untuk dikunjungi, yakni Pecinan Petak Sembilan yang berlokasi di kawasan Glodok. Tempat ini dapat menjadi destinasi alternatif tepat bagi Anda yang suka berjalan-jalan namun bosan dengan situasi mall. Selain kental dengan sejarah etnis Tionghoa, Pecinan Petak Sembilan juga memiliki unsur modern yang membuatnya begitu unik untuk dijelajahi.
Pecinan Petak Sembilan terletak di sepanjang Jalan Kemenangan III 13, Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat. Jika tertarik untuk menjelajah Pecinan Petak Sembilan, Anda disarankan untuk melakukannya dengan berjalan kaki. Selain agar tidak menimbulkan kemacetan, Anda juga dapat lebih bebas mengeksplor beberapa area menarik yang ada di sana. Di sepanjang jalan, Anda akan mendapati banyak pernak-pernik lampion merah, mirip dengan yang biasa ditemui ketika Tahun Baru Imlek.
Sedangkan, di bagian kiri dan kanan jalan Pecinan Petak Sembilan, ada banyak sekali bangunan yang menyediakan berbagai rupa peralatan untuk ibadah umat Buddha dan Konghucu. Jadi, jangan heran jika Anda mencium bau harum ketika sedang berjalan menyusuri jalanan Pecinan Petak Sembilan. Salah satu bangunan yang menjual peralatan ibadah paling lengkap adalah kios Sinar Surya. Anda dapat menemukan paket peralatan sembahyang untuk Dewi Kwan Im di sana, seperti uang emas kuno, emas batangan, dan nanas berlengan uang yang semuanya terbuat dari kertas.
Namanya juga pecinan, tentu Anda akan menjumpai vihara di sana. Vihara Dharma Bhakti merupakan salah satu dari tiga wihara tertua yang digunakan oleh umat Buddha beretnis Tionghoa untuk beribadah di Jakarta. Dulu, wihara ini sempat dikenal dengan nama Kim Tek Ji. Ketika terjadi tragedi pembantaian etnis Tionghoa pada tahun 1740, Vihara Dharma Bhakti mengalami kebakaran hingga seluruh bangunannya hangus. Lima belas tahun kemudian, wihara ini pun kembali dibangun oleh Kapitein Oei Tjhie
Sayangnya, peristiwa serupa kembali terjadi baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 2 Maret 2015. Sumber penyebabnya diduga berasal dari lilin dan dupa yang berada di dalam Vihara Dharma Bhakti, lalu merembet ke rumah penduduk. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut meskipun kerugian materialnya diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Bangunan utama dan para patung dewa ikut hangus terbakar, kecuali patung Dewi Kwan Im yang berhasil diselamatkan. Kini, Vihara Dharma Bhakti sedang dalam proses renovasi.
Sudah merasa lelah berjalan menyusuri Pecinan Petak Sembilan? Kini saatnya Anda berbelok menuju Gang Gloria, tempat berbagai jenis kuliner dijual. Pilihannya pun cukup lengkap, mulai dari daging, sayuran, vegetarian, hingga chinese food, semuanya dapat ditemukan di berbagai warung dan depot di sana. Bagi umat muslim, Anda harus sedikit berhati-hati karena masakan olahan babi menjadi salah satu menu yang mendominasi kuliner di Gang Gloria.
Namun, jangan khawatir, pihak warung atau depot pasti akan memberi tahu Anda apabila ada masakan yang mengandung babi. Jika mampir ke Gang Gloria, pastikan untuk mengunjungi warung Kopi Es Tak Kie yang sudah berdiri sejak tahun 1972. Ada pula Soto Betawi “A Fung” yang terkenal dengan besarnya potongan sapi mereka. Kuliner lain yang juga tak kalah tenar adalah Rujak Juhi. Memiliki tampilan yang menyerupai gado-gado, makanan satu ini memiliki tambahan irisan cumi-cumi yang telah dikeringkan.
Sudah siap menjelajah Pecinan Petak Sembilan? Jangan lupa untuk membawa kamera karena pemandangan jalanan di sana sangat sayang untuk tidak diabadikan. Ajak pula teman-teman dan keluarga agar acara jalan-jalan Anda bertambah seru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H