Mohon tunggu...
Yiwa Landu Niki
Yiwa Landu Niki Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis konten tentang kehidupan

Suka menulis konten tentang pengetahuan umum, agama, budaya, dan permasalahan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari ketakutan menuju keberanian: Cerita pribadi tentang mengatasi insecurities dan mewujudkan perubahan

31 Desember 2023   22:59 Diperbarui: 31 Desember 2023   23:19 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar:(https://id.pngtree.com/freepng/self-development-and-obtaining-knowledge_8431914.html)

Menarilah seolah-olah tidak ada yang melihatnya, Mencintailah seolah kamu tidak akan pernah terluka, dan bernyanyilah seolah tidak ada orang yang mendengarkan.

Kalimat ini sangat menginspirasi saya secara pribadi.

Di masa saya menempuh pendidikan dari sekolah dasar sampai pendidikan tinggi, saya merasa insecure ketika melihat teman-teman saya sangat pintar sekali dalam bertanya, menganalisis dan pintar ngomong.

Suatu kali ada seorang pembicara berkata: apapun yang dijumpai tanganmu untuk di kerjakan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenaga. Karena tidak ada pengetahuan, pertimbangan dan kerja keras dalam dunia orang mati kemana kamu akan pergi.

Perkataan ini sangat mengubahkan hidup saya secara pribadi. Perkataan ini mengajarkan kepada saya bahwa orang tidak akan peduli dengan penampilanku seperti apa dan ketakutan yang ada dalam diri saya hanyalah sebuah asumsi belaka. Apapun yang bisa saya kerjakan, saya kerjakan semampunya tanpa mempertimbangkan penolakan dan pendapat orang lain yang cenderung menjatuhkan. Karena kalau saya memperhatikannya, saya akan terus terperangkap seperti katak dalam tempurung yang tidak bisa melakukan apapun.

Saya mulai keluar dari zona nyaman dan berubah. Ketika saya mulai berubah, penolakan tetap ada dan bulian tetap eksis seperti sebelumnya. Namun, saya belajar untuk memahaminya dan menjadikan batu loncatan untuk terus bergerak maju. Perlahan tapi pasti, segala hinaan dan bulian berubah menjadi tepul tangan yang meriah. Semuanya ini terjadi, karena saya tidak pernah terpengaruh dan menolak label yang tidak membuat saya maju. Karena bagiku, setiap orang memiliki cerita yang berbeda ketika sampai ditelinga orang lain. Tugasku hanyalah bergerak maju dari sabang sampai merauke.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun