Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa sirih pinang memiliki peran yang sangat signifikan dalam budaya Sumba Timur, tidak hanya sebagai simbol persatuan dan kebersamaan, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal. Tradisi sirih pinang terutama tercermin dalam upacara pernikahan, simbol persatuan, keharmonisan, warisan budaya, penghormatan terhadap leluhur, ekspresi seni, dan perekonomian lokal.
Penggunaan sirih pinang tidak hanya mencerminkan nilai-nilai tradisional dan spiritual, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi melalui pertanian dan diversifikasi produk. Meskipun menghadapi tantangan seperti modernisasi pertanian, perubahan iklim, dan dampak kesehatan, komunitas Sumba Timur berupaya mempertahankan dan melestarikan tradisi ini melalui proyek pelestarian, pelatihan, kesadaran kesehatan, dan inisiatif seni.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sirih pinang di Sumba Timur tidak hanya dianggap sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai aset ekonomi yang tangguh. Komunitas berkomitmen untuk menjaga sirih pinang tetap relevan dalam menghadapi perubahan zaman, menunjukkan bahwa tradisi budaya dapat menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan dalam masyarakat yang terus berkembang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI