Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kesunyian Manchester United

29 Juni 2023   09:45 Diperbarui: 29 Juni 2023   09:49 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim lalu, Manchester United melakukan revolusi dengan mendatangkan pelatih baru, Erik ten Hag dari Ajax Amsterdam.

Pelatih dengan ambisi besar dan track record yang baik di klub lamanya. Dan terbukti, musim pertama di MU, Ten Hag membuat beberapa progres positif.

Gebrakan Ten Hag adalah melakukan perombakan skuad dan membangun kedisiplinan dan semangat juang sebagai sebuah tim. Beberapa resisten terhadap upaya tersebut harus dihilangkan, salah satunya adalah Cristiano Ronaldo yang lalu hengkang ke Liga Arab Saudi.

Upaya Ten Hag di musim pertamanya bisa dibilang berhasil. Taget utama masuk empat besar dan lolos ke Liga Champions sidah tercapai. MU finish di peringkat ketiga klasemen akhir Premier League dibawah Manchester City dan Arsenal.

Pun, skuad Erik Ten Hag berhasil membawa pulang sebuah piala minor, piala ciki bernama Carrabao Cup atau Piala Liga.

Ya, lumayan lah buat nambah jumlah piala di lemari trofi Old Trafford. MU juga berhasil masuk final FA Cup sebelum kalah tipis melawan sang tetangga, Manchester City yang kemudian meraih treble winner.

Harapan fans MU tentu, setelah musim kemarin mencapai terget empat besar maka musim depan tentu targetnya naik, tidak sekedar empat besar tapi menjadi pesaing serius juara Premier League. Ya, tidak hanya lolos Liga Champions tapi jadi juara Liga Inggris adalah target yang seharusnya dimiliki Manchester United, seperti dulu saat masih ada Sir Alex Ferguson.

Sebagai tim besar, target tersebut layak dimiliki Man United.

Normalnya, jika target naik maka persiapan harus dilakukan semaksimal mungkin da sedini mungkin. Persiapan musim depan harus sudah secara matang dimulai saat pra musim. Tentunya diawali dengan membentuk skuad baru, membuang yang tidak perlu dan merekrut tenaga yang dibutuhkan melalui jendela transfer yang sudah dibuka.

Sayangnya, awal jendela transfer musim panas ini MU seperti begitu senyap dibandingkan klub-klub besar Liga Inggris lainnya.

Arsenal sudah gerak cepat mendatangkan Kai Havertz dan sebentar lagi Declan Rice. Manchester City minimal sudah deal Matteo Kovacic dan santer terdengar akan mendatangkan bek Kroasia Josko Gvardiol.

Newcastle United sudah mengumumkan gelandang muda Italia Sandro Tonali dan juga cukup antusias menghiasi banyak berita transfer. Chelsea suah melego banyak pemain ke Liga Arab dan liga lainnya, juga masih terdengar memburu beberapa pemain incaran. Liverepool juga minimal sudah ada deal Alexis Mac Alister.

Sementara Manchester United masih belum secara konkrit ada penambahan skuad.

Kendala utama dari lambannya transfer Unted adalah status kepemilikan yang belum jelas. Keluarga Glazer masih mengulur kesepakatan dengan Sheikh Jassim bin Hamad Al Thani dari Qatar. Dan konon budget transfer musim ini hanya 100 juta poundsterling plus jumlah uang yang diperoleh dari penjualan pemain.

United memang sudah melakukan penawaran terhadap Mason Mount kepada Chelsea, namun tiga kali ajuan penawaran MU ditolak oleh Chelsea. Tawaran terakhir senilai 55 juta (separo dari budget transfer) masih belum ada kejelasan

Cerita lama. MU memang selalu ribet dalam hal pembelian pemain. Ada kebiasaan yang sering terjadi bahwa kalau MU yang beli maka harga pemain langsung naik tinggi. Kita ingat musim lalu Antony yang bahkan sampai dihargai 100 juta euro baru bisa deal dengan Ajax, dengan proses yang ribet dan panjang.

Pun Jadon Sancho yang dibeli dari Borussia Dortmund senilai 90 juta euro musim sebelumnya. Juga Harry Maguire yang jadi bek termahal yang kemudian sering flop dan jadi bahan lucu-lucuan di internet. MU dan cerita transfer overprice dan bertele-tele adalah hal yang sering terjadi.

Beberapa pemain yang di akhir musim kemarin digosipkan akan berlabuh ke MU sepertinya juga banyak yang tidak akan kejadian.

Bek Korea Kim Min Jae sudah deal dengan Bayern Munchen. Penyerang timnas Inggris, Harry Kane kemungkinan akan bertahan di Spurs. Penyerang Victor Osimhen juga dipatok sangat mahal oleh Napoli sehingga masih belum memungkinkan masuk dalam budget MU, kecuali uang minyak Arab sudah benar-benar masuk.

Ya, pemain-pemain tersebut santer terdengar akan dibidik United untuk menguatkan skuad musim depan. Namun jangankan dibeli, melakukan penawaran pun tidak dilakukan oleh manajemen MU.

Tampaknya memang manajemen MU sangat terkendala dengan situasi kepemilikan yang belum jelas yang berakibat mereka jadi tidak leluasa dalam pergerakan transfer.

Ya, manajemen MU yang dikenal lamban soal transfer, ini ditambah tidak leluasa bergerak pula, plus masih minim budget. Komplit semua alasan yang diperlukan untuk kesunyian berita pembelian pemain di awal jendela transfer musim panas ini bagi Manchester United.

Erik Ten Hag haru bersabar, dan fans Manchester United sebaiknya juga menunda dulu hasrat untuk bersombong-sombong menggaungkan tsunami trofi.

Ya, boro-boro badai trofi, beli pemain saja susah. Atau mungkin sedari sekarang fans MU harus menyiapkan diri untuk tetap mengulang target yang sama dengan musim lalu: yang penting bisa lolos Liga Champions

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun