Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tentang Pengurangan Poin Juventus dan Pelatih AC Milan

24 Mei 2023   06:27 Diperbarui: 25 Mei 2023   01:17 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih AC Milan, Stefano Pioli (Foto: MARCO BERTORELLO / AFP via kompas.id)

Juventus dikurangi poinnya lagi jelang akhir Serie A.

Setelah pengurangan 15 poin dikembalikan melalui proses banding, Juve yang mendapatkan tuduhan penggelembungan nilai transfer kembali menghadapi persidangan FIGC.

Dan dalam persidangan tersebut diputuskan Juventus mendapatkan pengurangan 10 poin. Dan otomatis, peringkatnya di klasemen Liga Italia langsung terjun bebas.

Peluang Juve main di Liga Champions pun jadi sangat kecil. Secara matematis mereka masih punya kesempatan, dengan catatan mereka memenangi dua laga sisa sementara AC Milan, AS Roma dan Atalanta harus kalah di dua laga yang mereka mainkan.

Pelatih AS Roma Jose Mourinho pun menilai keputusan pengurangan poin pada saat akhir kompetisi adalah hal yang konyol. Sebagai sesama pelatih, Mou bersimpati pada Allegri dengan kondisi sulit yang dialami tim Juventus.

Sementara bagi AC Milan, pengurangan 10 poin Juve adalah hal yang sangat menguntungkan...

Sebagai fans Milan, agak gimana juga sih jadi seperti dapat rejeki dari kesusahan orang lain. Tapi kan ya ini putusan resmi, sehingga asumsinya ya Juve memang salah.

Dan yang salah tentu wajar kalau dihukum, dan hukumannya juga aneh karena sudah dihukum pengurangan poin lalu dikembalikan poinnya lalu dihukum lagi.

Jadi, tidak menutup kemungkinan nanti kedepannya akan ada proses hukum yang ditempuh Juve, dan bisa saja dikembalikan lagi poin Juve. Eaa...

Harus diakui pengurangan poin Juventus adalah berkah buat Milan karena di klasemen sementara Milan sudah kembali ke peringjat empat, artinya kalau konsisten menjaga posisi ini di dua laga sisa, Milan akan kembali main di Liga Champions musim depan.

Dua laga tersisa adakah head to head lawan Juventus di kandang Juve dan mealwan Verona di San Siro.

Dua pertandingan yang sangat tidak mudah.

Juventus meski sedang dalam kondisi mental yang kurang baik karena pengurangan poin adalah tetap Juventus, tim dengan materi pemain salah satu yang terbaik di Serie A.

Dan mereka juga tentu ingin menjaga peluang kecil yang mereka miliki untuk bisa bermain di kompetisi Eropa musim depan

Sementara laga terakhir melawan Verona juga tidak mudah. Saat ini Verona berada di peringkat 18, masih ada di zona degradasi. Mereka ada misi menyelamatkan diri untuk bisa bertahan di Serie A musim depan. Dan tim yang sedang dalam kondisi motivasi bertarung hidup mati seperti ini jelas sulit dikalahkan.

Meski demikian, Milan jelas dalam kondisi diuntungkan dengan pengurangan Juve 10 poin karena sebelum ini posisi Milan ada di peringkat lima atau di luar zona Liga Champions. Mengejar defisit poin dari Inter dan Juve dengan hanya tersisa dua pertandingan dan masih harus ketemu Juve seperti mission impossible bagi Milan.

Kalau sampai Milan gagal menembus empat besar dengan kondisi yang sudah diuntungkan ini maka tuntutan agar pelatih Stefano Pioli mundur akan kembali muncul.

Ya Pioli memang mempersembahkan gelar Serie A musim lalu dan secara mengejutkan bisa mengantar Milan sampai ke semifinal Liga Champions musim ini.

Namun terlepas dari dua kesuksesan ini, penampilan Milan musim ini sangat tidak konsisten. Dari sisi permainan juga tidak tampak perkembangan kesolidan Milan sebagai tim yang bermain kolektif.

Gol-gol Milan lebih banyak dihasilkan dari aksi individu, oleh Rafael Leao, Theo Hernandez, Alexis Saleemakeers, Junior Messias atau kadang Olivier Giroud yang pandai memanfaatkan sedikit peluang.

Selain terlalu mengandalkan skill individu, permainan Pioli cenderung terlalu mengandalkan fisik. Coach Justin bilangnya grasak-grusuk. Dengan berat hati, saya terpaksa setuju dengan pernyataan ini.

Milan memang mainnya seperti itu, modal semangat, umpan-umpannya pun kebanyakan umpan bismillah.., "bismillah mudah-mudahan nyampe..". Begitu gurauan kami saat menyaksikan pertandingan AC Milan.

Permainan yang terlalu mengandalkan fisik ini yang mungkin membuat rekrutan pemain yang semacam Charles de Ketelaere jadi kurang mampu beradaptasi dengan baik.

De Ketelaere yang tampil apik di klub lamanya sebagai playmaker maupu pencetak gol, sama sekali belum mampu mempertunjukan kontrtibusinya di Milan. Sepanjang musim akhirnya ia hanya menjadi pemain cadangan. Pemain cadangan yang ketika diturunkan sepoerti bingun mau berbuat apa.

Pemain lainnya, Yacine Adli lebih malang lagi karena oleh Pioli sama sekali tidak diberi kesempatan. Kalau De Ketelaere tampil buruk tapi masih diberi menit bermain, kalau Adli ia sangat jarang diberi menit bermain, bahkan sebagai pemain pengganti sekalipun.

Wacana ganti pelatih bagi Milan sepertinya wajar.

Apalagi saat ini ada banyak pelatih oke yang sedang nganggrur. Sebut saja Julian Naegelsmann Antonio Conte, atau Luciano Spalletti pelatih Napoli yang kabarnya ingin hengkang.

Tetapi, untuk mereka budgetnya sepertinya terlalu mahal buat Milan. Dan ini sepertinya keunggulan Pioli, budget sesuai kondisi keuangan klub...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun