Sepakbola Italia maupun pelatih-pelatih Italia dikenal memiliki taktik dan strategi yang cenderung pragmatis demi meraih kemenangan.
Yang dimaksud sepakbola pragmatis adalah lebih mengedepankan hasil dibanding keindahan bermain sepak bola. Tidak ada yang salah dengan cara itu, tapi kita kadang jadi disuguhkan pertandingan yang membosankan karena satu tim yang bertahan total atau biasa disebut dengan parkir bis.
Tak heran, pertandingan sepakbola yang melibatkan Italia akan terlihat menegangkan dan kadang membosankan.
Selain pelatih Italia, satu nama yang harus kita sebut dalam hal sepak bola pragmatis tentu adalah Jose Mourinho. Ya, dia adalah saalah satu pelatih dengan prestasi paling wow dengan gaya bermain pragmatis.
Belakanagn Mou memang kalah bersaing dengan pelatih-pelatih sistematis macam Pep Guardiola maupun Jurgen Klopp sehingga ia sempat berpindah-pindah ke beberapa klub sebelum sekarang berada di liga yang tepat, Liga Italia bersama AS Roma.
Roma yang nir prestasi selama puluhan tahun dibawanya meraih trofi Liga Conference Eropa musim lalu. Dan musim ini mereka sudah sampai semifinal Liga Eropa.
Sebelumnya, terakhir kali AS Roma jadi juara adalah di Coppa Italia musim 2007-08, sebelumnya lagi juara Serie A 2000-01 dengan skuad terbaik yang pernah mereka miliki, ada Francesco Totti dan Gabriel Batistuta-nya.
Semalam, AS Roma kedatangan tamu juara bertahan Serie A sekaligus semifinalis Liga Champions musim ini, AC Milan.
Duel semifinalis Liga Champions lawan semifinalis Liga Eropa memperebutkan posisi empat besar jelas menjanjikan duel yang seru. Milan dan Roma bahkan memiliki poin yang sama di peringkat empat dan lima klasemen sementara Serie A.
Harusnya seru, wong dua tim sama-sama sedang on fire (masing-masing lolos semifinal kompetisi Eropa), dan pula keduanya sedang butuh poin.