Lalu Rolling Stones, Soundgarden, dan entah siapa lagi aku lupa, kubiarkan menemaniku mengisi waktu menunggu
Lalu Eddie Vedder dan kawan-kawan Pearl Jam-nya dengan manis melantunkan Yellow Ledbetter. Ah ini lagu istimewa sekali terdengar. Lama tak mendengar lagu ini, mendengarkannya kembali dalam suasana yang tenang dan nyaman berpadu dengan langit siang dan daun yang bergoyang, juga dompet tebal terisi THR...
Aku jadi ingat tulisan Teh Ika Septi, tentang apa yang disebut dengan frisson, orgasme kulit alias merinding saat menikmati sebuah karya seni. Aku tidak terlalu merinding, namun tulisan Teh Ika tentang frisson sepertinya jadi bisa kupahami dengan baik dan benar...
Aku bahkan gak paham dengan lirik lagu ini, bahkan arti kata Ledbetter pun konon gak ada yang benar-benar tahu.
Suara Eddie Vedder, juga langit siang yang cerah dan daun-daun pepohonan yang begoyang, juga THR yang sudah cair adalah keindahan yang entahlah...
Dan ya, kebisingan ini mengantarku ke keheningan yang begitu menyenangkan...
Ya, hening tidak harus terbebas dari suara, karena sunyi yang hakiki tidak akan terganggu oleh suara-suara itu. Bahkan suara-suara bising itu bisa membawamu ke keheningan itu, kalau kau menghendaki dan megijinkan.
Hening adalah kualitas rasa. Dan kau tahu, dimensi rasa itu kadang beda dengan dimensi indera
"Keheningan adalah gerimis.., Menyiram bumi di dalam diriku.., Bersemi rindu.., Dalam diamku.." itu kata Pidi Baiq dalam salah satu lagunya bersama The Panasdalam
Dan ya, sepertinya memang kita perlu keheningan untuk menyirami keringnya diri yang lelah oleh hidup dan rutinitas...
Ah ya, rutinitas yang terlalu banyak menyerap fokus, konsentrasi dan emosi, yang membuat kita lupa dengan diri kita yang sebenarnya