Duel Liverpool melawan Chelsea adalah sebuah laga big match. Duel dua tim papan atas, tidak hanya di Inggris tapi juga di Eropa. Sebuah duel seru Liga Inggris yang tidak layak untuk digratiskan di layar TV nasional pada jam prime time. Eaa...
Namun musim ini, dua tim tersebut sejauh ini terlihat seperti tidak sedang baik-baik saja. Duel big match pun serasa laga uji coba antara dua tim yang belum menemukan performa terbaiknya. Ya, dua manajer klub tersebut, Jurgen Klopp di Liverpool dan Graham Potter di Chelsea tercatat sebagai dua manajer yang paling sering merombak sebelas pemain inti yang diturunkan musim ini.
Ya, kedua tim sama-sama bermasalah dengan badai cedera pemain. Begitu banyak pemain absen di semua lini. Di Lverpool masih belum ada nama-nama Virgil van Dijk, Luis Diaz, Diogo Jota, Roberto Firmino, Kostas Tsimikas dan Artur.
Di Chelsea lebih parah lagi. Di posisi kiper, Edouard Mendy absen. Di belakang Reece James, Wesley Fofana dan Ben Chilwell masih belum bisa diturunkan. Di tengah ada N'Golo Kante, Denis Zakaria, Ruben Loftus Cheek yang juga absen. Di depan Raheem Sterling, Christian Pulisic dan Armando Broja yang absen, plus rekrutan baru Joao Felix yang sudah dimainkan namun langsung diganjar kartu merah dan harus absen.
Chelsea dan Liverpool musim ini memang seperti dua tim yang sedang mencoba formula terbaik mereka. Selain faktor cedera pemain ada juga persoalan berbeda yang melingkupi kedua tim tersebut.
Untuk Chelsea, Graham Potter memang baru memegang Chelsea di awal musim ini menggantikan Thomas Tuchel yang dipecat. Dia tidak mempersiapkan timnya sedari awal, tim yang ia punya adalah tim yang dipersiapkan oleh Tuchel ditambah begitu banyak pemain yang dibeli oleh manajemen di jendela transfer musim dingin, Januari ini.
Ya, begitu banyak pemain baru didatangkan dan terkesan tidak dipertimbangan dengan cermat, pokoknya berani bayar mahal.
Lihatlah daftar belanja Chelsea di musim dingin ini yang begitu fantastis. Mykhailo Mudryk direkrut dari Shaktar Donetsk senilai 70 juta euro. Benoit Badiashile dibeli 38 juta euro dari AS Monaco. Nani Madueke 35 jute euro dari PSV Eindhoven. Andre Santos dari Vasco da Gama senilai 12,5 juta euro. David Fofana dari Molde dengan biaya 12 juta euro. Dan striker Joao Felix yang dipinjam dari Atletico Madrid dengan nilai 11 juta euro.
Meski sudah digelontor dana besar untuk mengantisipasi badai cedera namun tetap saja, kumpulan pemain baru perlu adaptasi dengan tim juga suasana kompetisi di Inggris. Apalagi pelatihnya juga belum lama memegang tim.
Chelsea saat ini memang masih Chelsea yang sedang bereksperimen mencari formula terbaik. Sayangnya eksperimen tersebut tidak dilakukan di waktu pra musim yang tenang, namun di tengah kompetisi dan jadwal padat yang penuh tekanan.
Masalah Chelsea bukan itu saja, pemilik mereka juga baru. Mereka baru saja ditinggal bos besar mereka yang begitu berjasa menjadikan Chelsea sebagai tim besar di Eropa, Roman Abramovich. Sang bos yang orang Rusia tersebut terkena dampak invasi negaranya ke Ukraina dan terpaksa mundur dari manajemen Chelsea.
Chelsea lalu dimiliki oleh investor dari Amerika Serikat, Todd Boehly. Mengawali status kepemilikannya di Chelsea, Boehly memecat pelatih Thomas Tuchel lalu melakukan pembelian begitu banyak pemain yang terkesan serampangan.
Pemilik baru, pelatih baru dan banyak pemain baru di Chelsea. Wajar kalau saat ini Chelsea adalah tim yang masih tergalau-galau menemukan identitas dirinya.
Sementara Liverpool, walaupun suasananya berbeda dengan Chelsea namun mereka saat ini juga sedang tergalau-galau. Masalah utama yang sebenarnya sudah sering terjadi di Liverpool, drop saat badai cedera pemain datang.
Tahun ini mereka juga kehilangan salah satu bintang utama di lini depan, Sadio Mane yang hengkang ke Bundesliga bersama  Bayern Munchen. Tapi Liverpool sudah punya Luis Diaz yang bisa mengisi posisi Mane. Sayangnya musim ini Diaz cedera lama, juga Diogo Jota.
Liverpool juga mendatangkan penyerang Darwin Nunez dengan harga mahal, sayangnya sampai separo musim ia belum menunjukkan ketajamannya dan bahkan sering jadi bahan bully-an netijen karena harganya yang mahal tapi tak kunjung mencetak gol.
Nunez sebenarnya tak bisa sepenuhnya disalahkan karena secara keseluruhan performa Liverpool memang sedang anjlok. Jomplangnya kualitas tim inti dan cadangan begitu terlihat apalagi jika ada badai cedera seperti saat ini.
Tidak hanya cedera, banyak pemain juga mengalami penurunan performa musim ini. Faktor kelelahan dan kejenuhan mungkin terjadi di Liverpool. Bukan hanya kelelahan fisik tapi juga mental karena musim lalu mereka bertanding di empat kompetisi dan bertarung sampai detik-detik terakhir.
Musim kemarin, Liverpool menjadi juara Piala Liga (EFL) dan Piala FA. Mereka juga sampai di final Liga Champions dan kalah menyakitkan dari Real Madrid. Mereka juga bertarung sampai pekan terakhir Liga Inggris sebelum kalah satu poin dari Manchester City.
Berjuang sampai akhir dan kalah di dua kompetisi mayor jelas melelahkan dan menyakitkan. Kondisi tim seperti ini, idealnya dilakukan penyegaran dan sayangnya itu tidak dilakukan oleh manajemen. Di awal musim, mereka hanya mendatangkan Nunez di lini depan dan Arthur Melo di lini tengah. Ini menjadi masalah karena skuad Liverpool hanya istimewa saat tim inti bermain penuh.
Transfer musim dingin ini Liverpool kembali mendatangkan seorang penyerang berkualitas, Cody Gakpo dari PSV Eindhoven. Namun, jelas perlu waktu bagi Gakpo untuk bisa beradaptasi dengan Liga Inggris. Juga, ia perlu support dari lini tengah. Untuk saat ini, lini tengah Liverpool juga masih tergalau-galau adanya.
Duel Liverpool dan Chelsea semalam akhirnya berakhir adil, masing-masing dapat satu poin dan masing-masing tim tidak bisa mencetak gol. Ada gol dari Chelsea di awal babak pertama tapi dianulir oleh VAR karena offside. Skor 0-0 dan di klasemen sementara Premier League mereka pun tercatat mengumpulkan poin sama 29. Bedanya Liverpool masih menyisakan satu pertandingan dan memiliki surplus gol lebih baik dari Chelsea.
Ya, begitu banyak kesamaan Liverpool dan Chelsea musim ini. Sama-sama belum mantap permainanya, sama-sama terpuruk di papan tengah dengan poin yang sama, lalu sama-sama banyak cedera pemain. Dan, mereka juga sama-sama dimiliki oleh orang Amerika Serikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H