Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tugas Berat Allegri Menghadapi Pengurangan 15 Poin

21 Januari 2023   08:01 Diperbarui: 22 Januari 2023   07:20 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klub Serie A Juventus mendapat hukuman pengurangan 15 poin karena dinyatakan bersalah dalam kasus pelanggaran finansial transfer klub. Foto: AFP/Franck Fife via Kompas.com

Juventus baru saja berhasil mendekat ke puncak kelasemen Serie A. Mereka menang beruntun dalam delapan pertandingan. Sayangnya, rentetan kemenangan tersebut harus diakhiri dengan derita dipecundangi sang piminan klasemen Napoli dengan skor yang tidak mengenakkan, 1-5.

Namun ternyata itu belum seberapa karena saat ini posisi Juventus di klasemen Serie A  malah terjun bebas ke urutan 11 setelah mereka mendapatkan pengurangan 15 poin.

Ya. Juventus kembali tersandung masalah hukum dan kembali harus menerima hukuman. Setelah kasus calciopoli bertahun yang lalu, sekarang mereka terkena masalah terkait pemalsuan nilai transfer. Dilansir dari kompas.com, Juventus dinyatakan bersalah dalam kasus pelanggaran finansial dalam transfer klub. Pengadilan Banding FIGC kemudian menjatuhkan hukuman untuk Juventus pada Sabtu (21/1/2023) pagi WIB dengan pengurangan 15 poin.

Beberapa petinggi klub mendapatkan hukuman larangan tetlibat di urusan persepakbolaan. Andrea Agnelli, mantan Presiden Juventus dijatuhi sanksi tidak boleh terlibat di sepakbola selama dua tahun. Fabio Paratici yang sekarang menjabat Direktur Olahraga Tottenham Hotspur dikenakan sanksi dua setengah tahun.

Sementara Pavel Nedved dan Federico Cherubini masing-masing mendapat sanksi selama 8 dan 16 bulan tidak boleh terlibat di sepak bola Italia (dan kemungkunan juga di luar Italia). Bagi Pavel Nedved ini adalah "rekor" tersendiri karena ia merasakan hukuman saat menjadi pemain dan pejabat di Juventus.

Manajemen Juve menyatakan akan melakukan banding terhadap keputusan tersebut.

Soal mendapatkan hukuman memang bukanlah hal baru bagi Juventus. Ada yang menyebut seragam hitam putih garis-garis zebra kan memang agak mirip-mirip dengan seragam klasik nara pidana, jadi ya kalau Juventus lalu sering beruurusan dengan hukuman ya cocok. Weh...

Tahun 2006 bahkan mereka harus rela gelar Serie A  yang sudah mereka dapatkan dilucuti dan harus didegradasi ke Serie B.

Ya, kala itu Juventus mendapatkan hukuman turun ke Serie B setelah manajemen Juve terbukti terlibat dalam pengaturan skor pertandingan Serie A. Luciano Moggi bos Juve kala itu terbukti bisa mengatur pemilihan wasit di pertandingan-pertandingan Juventus.

Pavel Nedved saat masih menjadi pemain Juventus (Gambar: juventus.com)
Pavel Nedved saat masih menjadi pemain Juventus (Gambar: juventus.com)

Turun ke Serie B karena kecurangan manajemen adalah momen yang sangat memalukan buat Juventus. Namun di sisi lain, momen ini juga menjadi bukti kesetiaan bagi beberapa pemain top macam Gianluigi Buffon, Alessandro Del Piero, David Trezeguet, Mauro Camoranesi dan Pavel Nedved.

Ditengah eksodus banyak pemain Juve ke berbagai klub besar Eropa, mereka memilih bertahan dan tetap membela Juventus di Serie B. Mereka bertahan di Juve dan dengan heroik langsung bisa mengembalikan Juventus ke Serie A pada musim berikutnya.

Dan terbukti, hanya satu tahun saja Juve terdampar di Serie B. Meski mendapat pengurangan sembilan poin (semula 30 poin lalu melakukan banding dan berkurang jadi 9), Juventus tetap bisa memperoleh 85 poin hasil 28 kali menang 10 kali seri dan 4 kali kalah. Juventus menjadi juara Serie B musim itu dan berhak bermain di Serie A untuk musim 2007-2008.

Dan beberapa tahun setelah itu, mulai dari musim 2011-2012 sampai musim 2019-2020, Juventus sembilan kali beruntun jadi juara Serie A.

Ya, mentalitas Juventus sebagai penguasa Serie A memang istimewa. Musim ini pun di tengah berbagai kesulitan dan badai cedera pemain, pelan tapi pasti mereka sudah ada di papan atas.

Namun apabila banding yang mereka ajukan gagal maka peluang bermain di Eropa tahun depan akan sangat sulit didapatkan Juventus. Tiket Liga Champions sepertinya harus dilupakan karena mengejar posisi empat besar akan sangat sulit.

Saat ini dengan pengurangan 15 poin, Juventus hanya memiliki 22 angka dari 18 pertadingan, tertinggal 12 angka dari Lazio yang berada di peringkat 4 klasemen Serie A. Selisih jumlah poin yang sama juga dengan peringkat 6 AS Roma (peringkat 4 sampai 6 saat ini memiliki poin yang sama).

Seperti kita tahu, jatah Liga Champions Italia akan didapat empat tim teratas Serie A, sementara Liga Eropa dan kualifikasi Liga Konferensi diberikan untuk peringkat 5 dan 6.

Tiket Eropa sepertinya memang akan diperebutkan oleh enam tim: Napoli, AC Milan, Inter Milan, Lazio, Atalanta dan AS Roma.

Tidak main di Eropa, berarti ada kemungkinan pemain bintang yang akan hengkang ke klub lain. Dusan Vlahovic misalnya, yang belakangan sudah santer diminati beberapa klub besar Eropa kemungkinan besar akan cabut.

Namun, cerita Juve yang terdegradasi lalu bisa kembali lalu sembilan kali beruntun jadi jawara Serie A membuktikan bahwa Serie A adalah "rumah" bagi Juventus. Meraka kadang terpuruk tapi lalu bisa kembali dengan lebih kuat.

Massimiliano Allegri akan memiliki tugas berat. Ia harus bisa memastikan konsentrasi para pemain Juve agar tetap terjaga dan tidak mempedulikan pemotongan poin saat bermain.

Ya, gangguan konsentrasi jelas menjadi ancaman buat skuad Juve. Godaan pindah klub, lalu kemenangan beruntun yang terasa sia-sia, lalu musim depan yang kemungkinan besar tidak main di Eropa jelas akan mengganggu gairah dan fokus pemain Juventus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun