Ya, setelah itu Ochoa benar-benar sukses membuat semua peluang Milan mentah begitu saja. Semua tembakan on target hanya jadi statistik shot on gol yang tidak bisa jadi gol.
Entah itu sepakan Giroud, Tonali atau siapa pun pemain Milan, tak ada yang bisa menembus Ochoa. Tendangan jarak jauh atau pun jarak dekat, kalau tidak mengarah ke Ochoa ya selalu berhasil dihalau oleh kiper nyentrik tersebut.
Giroud sampai benar-benar terlihat frustasi dan dalam sebuah momen lalu melampiaskan kekesalannya dengan membanting bola sampai dapat bonus kartu kuning.
Tak hanya Ochoa, VAR juga turut membuat AC Milan gagal untuk sesegera mungkin mengamankan kemenangan. Dua kali VAR membuat momen Milan untuk bisa "kill the game" menjadi buyar.
Gawang Ochoa sempat dibobol oleh sepakan Fikayo Tomori saat terjadi kemelut didepan gawang Salernitana. Pemain Milan sudah kegirangan, bola sudah dibawa ke tengah lapangan dan siap dilakukan kick off oleh Salernitana. Namun wasit akhirnya melihat VAR, Brahim Diaz dinyatakan offside dan tidak jadi gol. Skor tidak jadi 0-3, tuan rumah masih punya peluang.
Selanjutnya, tackling keras pemain Salernitana di area pertahanan Milan membuat wasit langsung mengeluarkan kartu merah buat pemain Salernitana tersebut. Lagi-lagi, wasit disuruh melihat VAR, oleh VAR wasit diberitahu kalau itu pelanggaran gak brutal-brutal amat. Wasit percaya VAR lalu mengganti kartu merah dengan kartu kuning. Kedua tim masih bermain utuh sebelas pemain.
Pertandingan dilanjut, Milan tetap menyerang dan Ochoa tetap sulit ditembus gawangnya. Menyia-nyiakan banyak peluang macan timnas Indonesia, Milan harus menerima hukuman kecolongan gol di menit 83 yang membuat sepuluh menit akhir pertandingan menjadi deg-degan kembali.
Ya, bukan AC Milan namanya kalau tidak membuat penontonnya dagdigdudser...
Serangan Salernitana sebenarnya sering tidak menemui sasaran. Akurasi mereka sangat buruk, entah itu sepakan melambung atau bisa diblok oleh Tomori, bek Milan asal Inggris yang gagal masuk timnas Piala Dunia karena Southgate lebih memilih Harry Maguire.
Delapan tembakan Salernitana sepanjang pertandingan hanya satu yang mengarah ke gawang. Ya, sepanjang pertandingan Salernitana hanya sekali melakukan shoot on target, dan ajaibnya satu-satunya shot on goal tersebut jadi gol.
Kiper kedua Milan asal Rumania, Ciprian Tatarusanu yang sepanjang pertandingan tidak terlalu bekerja keras terpaksa harus memungut bola dari dalam gawangnya.