Kiper Leicester City itu pun hanya mampu memandang terbengong terheran-heran untuk akhirnya menyadari bahwa gawangnya dibobol oleh aksi temannya sendiri. Ward pun misuh-misuh sementara Wout Faes meratapi dosanya.
Ajaib, hanya berselang tujuh menit, kejadian aksi bobol gawang sendiri kembali dilakukan oleh Faes. Kalau yang pertama bola masuk dengan malu-malu dan tak terduga, yang kedua bola masuk dengan mantap, menghujam keras menjebol gawang Danny Ward. Perfect own goal!
Berawal dari aksi penyerang Liverpool Darwin Nunez melakukan serangan balik sampai ia berhadapan langsung dengan kiper Leicester. Nunez mencungkil bola melewati hadangan Danny Ward. Bola meluncur ke arah gawang dan mengenai tiang gawang.
Bola muntah langsung disambar Faes dengan tendangan keras menghujam masuk ke gawang sendiri. Ya, tentu bukan seperti itu arah bola yang sebenarnya dikehendaki Faes.
Otaknya harusnya menginstruksikan kakinya untuk menendang keras bola itu menjauhi gawang. Apa daya, koordinasi visual motorik dalam waktu sepersekian detik itu akhirnya membuahkan hasil yang sangat tidak ingin ia dapatkan. Brace gol bunuh diri.
Apes bagi Faes, dua blunder fatalnya tersebut yang akhirnya membuat Leicester harus pulang dengan tangan hampa, kalah 1-2 dari Liverpool.
Dan bagi Liverpool, ini adalah sebuah kemenangan yang unik. Mereka menang dengan semua gol yang mencetak adalah pemain Leicester City.
Ya, pemaim sepakbola dalam sebuah pertandingan selalu dihadapkan dengan momen sepersekian detik. Dalam sepersekian detik tersebut ia harus cepat memutuskan, mau mengumpan atau menembak langsung. Mau menghalau bola ke arah sini atau arah situ.
Dalam sepersekian detik kadang ada banyak faktor yang kemudian menentukan. Kekurangtenangan lalu kadang membuat koordinasi motorik tidak berjalan sempurna. Sebagai contoh, fokus Witan tidak maksimal sehingga tendangannya berakhir tidak seperti yang ia harapkan dan juga yang diharapkan jutaan penonton Indonesia.
Sementara Wout Faes juga tidak jauh beda, terutama di gol kedua. Mungkin trauma gol pertama masih membekas di memorinya sehingga ia jadi sangat panik ketika bola rebound hasil sontekan Nunez mengarah kepadanya. Tendangan dari kepanikan tersebut malah akhirnya menghujam mantap ke gawang sendiri.
Apa daya, maunya begini jadinya begitu...