Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tentang Tendangan Sudut, dan Kita

9 Desember 2022   08:28 Diperbarui: 9 Desember 2022   09:03 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Beckham melakukan tendangan penjuru (Foto: BRAD WHITE via kompas.com)

Entah kenapa, tapi kali ini saya ingin menulis tentang tendangan sudut.

Ya, ini masih dalam rangka Puala Dunia, segala jenis topik tentang sepakbola sepertinya perlu dibahas. Biar apa? Ya biar makin meriah ini pesta.

Tendangan sudut atau tendangan penjuru atau tendangan pojok atau corner kick. Ada juga yang menyebutnya tendangan corner.

Ini adalah sebuah situasi pada saat tim yang sedang menyerang mendapat keuntungan karena bola yang keluar lapangan terakhir mengenai tim yang sedang bertahan. Keuntungan tersebut diberikan dengan cara tim yang sedang menyerang tadi lantas diberi kesempatan untuk menendang bola dari sudut lapangan.

Di kampung saya orang banyak menyebut tendanagan sudut dengan kata "kornel". Iya betul itu tentu berasal dari kata corner yang lalu harus tunduk pada lidah orang kampung sehingga lalu bertransformasi menjadi kornel.

Kalau dipikir-pikir sebenarnya kami gak ada masalah dengan pelafatan huruf "r", tapi kenapa kok corner malah jadi kornel bukannya korner?

Ya, sudahlah. Kita ganti ke tebak-tebakan.

Band, band apa yang vokalisnya tendangan sudut? Nganu, itu adalah salah satu pertanyaan tebak-tebakan yang dulu pernah saya lontarkan kepada beberapa teman. Ada yang bisa jawab, banyak yang gak bisa.

Band yang vokalisnya tendangan sudut adalah Soundgarden dan Audioslave karena nama vokalisnya adalah Chris Cornell. Krik..krik...

Ya, ini tebak-tebakan yang sangat segmented, tidak semua orang tahu Chris Cornell. Hanya mereka yang kupingnya suka mendengar genre musik yang agak bising-bising yang tahu pasti dengan abang yang satu ini.

Bang Chris ini sudah meninggal beberapa tahun lalu. Ia adalah vokalis dengan teknik suara yang khas.

Orang yang bisa menjawab tebak-tebakan tadi adalah mereka yang tahu keberadaan Chris Cornell dan terbiasa mendengar orang menyebut tendangan sudut dengan sebutan kornel.

Baiklah, balik ke tendangan sudut...

Salah satu momen tendangan sudut yang paling saya ingat adalah kornel Andrea Pirlo pada saat final Piala Dunia 2006.

Umpan tendangan sudut Pirlo ditanduk dengan keras oleh Marco Materazzi dan tak mampu dibendung oleh Fabien Barthez, kiper timnas Prancis kala itu.

Itu adalah gol yang menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah sebelumnya Zinedine Zidane mencetak gol melalui tendangan penalti.

Materazzi dan Zidane memang menjadi aktor utama final 2006. Jelang akhir masa perpanjangan waktu, Zidane menanduk Materazzi dan mendapatkan kartu merah. Sebuah momen bersejarah yang masih diributkan orang sampai sekarang.

Balik ke tendangan sudut lagi,

Perkara tendangan sudut ini menarik juga menarik untuk direnungkan. Wuedyan, merenung kok tendangan sudut...

Begini.., produk yang dihasilkan dari tendangan sudut adalah umpan crossing. Umpan crossing merupakan bola fifty-fifty yang bisa disundul/ditendang oleh tim yang sedang menyerang maupun tim yang sedang bertahan.

Kalau yang dapat bola adalah tim yang menyerang maka akan tercipta peluang. Namun, apabila yang dapat bola pemain dari tim yang sedang bertahan maka bisa terjadi serangan balik cepat yang juga bisa sangat berbahaya bagi tim yang sedang menyerang.

Banyak cerita tim yang mendapatkan tendangan pojok justru gawangnya sendiri yang akhirnya kemasukan bola karena kena serangan balik.

Tendangan sudut dilakukan lalu bola berhasil dihalau bek lalu diteruskan menjadi serangan balik cepat. Serangan itu jadi berbahaya karena konsentrasi lawan adalah melakuakan penyerangan, para center back pun biasanya semua ada di depan. Kadang juga kiper ikutan maju kalau sedang memburu gol penting di menit akhir.

Ya, dari tendangan pojok kita dapat belajar bahwa hidup itu kadang menyimpan potensi kejutan yang tidak mengenakkan.

Lagi asyik-asyiknya menyerang, eh kena counter dan malah kemasukan sendiri.

Lagi asyik-asiknya bersombong diri, eh kepleset lalu jatuh.

Lagi asyik-asyiknya begini, eh malah jadinya begitu...

Ya, itulah itu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun