Ada nama-nama terkait Man United yang tersenggol oleh pernyataan Ronaldo, semuanya ada perspektif negatifnya. Dari mulai Erik ten Hag, Ralf Rangnick, manajemen MU pun juga Wayne Rooney, legenda MU yang lain yang kena senggol curhatan Ronaldo.
Ronaldo merasa dikhianati oleh manajemen MU. Ronaldo merasa tidak perlu menghormati Erik ten hag karena ten Hag juga tidak menghormatinya. Ronaldo merasa Wayne Rooney mengkritiknya karena iri dengan saat ini kondisinya yang lebih baik dalam hal karier dibanding Rooney. Ia juga menyebut Ralf Rangnick bukan seorang pelatih.
Orang yang mendapat kesan positif dari perspektif Ronaldo adalah Sir Alex Ferguson. Kata Ronaldo, Sir Alex lah yang paling tahu Manchester United. Menurut Ronaldo setelah Sir Alex pensiun Manchester United progresnya nol.
Ronaldo pun mengatakan ia sangat mencintai Man United. Ia punya keinginan yang sama dengan semua fans United, ingin Man United berprogres ke level yang lebih tinggi seperti yang diperlihatkan oleh Manchester City, Liverpool dan sekarang Arsenal.
Ya, sebenarnya Ronaldo memang sedang dalam kondisi yang cukup sulit di MU musim ini. Kalau kata Ronaldo, gak hanya musim ini, musim kemarin pun ia sudah merasa dikhianati dan bla..bla..bla...
Ronaldo memang sedang emosional, sedang lucu-lucunya. Eh...
Memahami perkataannya sebaiknya yang jangan lupa konteks ini, ia sedang kesal. Dan jika anda sedang kesal pastilah semuanya jadi tampak menyebalkan.
Ada banyak alasan tentunya kenapa Ronaldo kesal. Salah satunya ya setelah kedatangan pelatih Erik ten Hag dari Ajax pada awal musim ini. Dia bahkan nyata-nyata sudah ingin pergi tapi gagal karena gak ada klub Eropa yang mau membayar gajinya.
Sejak awal, Erik ten Hag dan Cristiano Ronaldo memang beda visi. Ten Hag bertugas mendatangkan perubahan bagi Man United. Yang namanya perubahan tentu bertahap dan perlu waktu yang lama. Sebuah proyek jangka panjang.
Sementara Ronaldo, kariernya sudah ada di penghujung masa, ia tak cocok dengan proyek jangka panjang. Ronaldo adalah seseorang dengan motif berprestasi yang amat tinggi, menjadi juara adalah sesuatu yang selalu ia inginkan. Sayangnya sekarang ia sudah tua, waktu dan kariernya sudah tidak lama lagi, ia tidak cocok untuk proyek jangka panjang macam yang sedang diperjuangkan Erik ten Hag.
Pernah ada upaya kompromi sebenarnya. Ten Hag beberapa kali memberinya kepercayaan tampil sebagai starter, namun tak jua Ronaldo menemukan performa terbaiknya. Mungkin ia memang sudah tua sehingga penampilannya menurun. Mungkin memang ia sedang sial. Atau mungkin juga ia tidak sepenuhnya bahagia bermain di sebuah tim yang tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.