Saya pun mengalah dan segera menyajikan secangkir kopi, dengan dibantu isteri tentunya.
Beberapa saat kemudian..,
"Coba tebak Kang.., negara.. negara apa yang ada terus?" saya memulai tebak-tebakan sambil menghidangkan kopi hasil seduhan isteri.
"Hahaha...." Kang Yitno tertawa dengan tawa khasnya  penuh kemenangan seperti merasa pertanyaan saya terlalu mudah..
"Lha tebak-tebakan pasaran kok ditanya ke saya..." ucapnya membenarkan sangkaan saya tadi.
"Weh, ampuh benar kamu kang.., apa coba jawabnya?"
"Halah.., Kanada kan? Kanada.. Kan-Ada.. ada terus jadinya. Iya to. Gampanglah, pasaran..."
"Wuih.. up to date juga ternyata. Lanjut ke pertanyaan kedua, Kang..."
"Ealah.., lha wong ngasih kopi secangkir saja kok pakek suruh njawab kuis.." Kang Yitno mulai protes.
"Lha iya to.. Sekarang pertanyaan kedua Kang: tepung.., tepung apa yang bukan tepung? Hayoo..."
"Halah.., apalagi itu. Pertanyaan gak mutu. Tepung kok bukan tepung. Nek bukan tepung ya mestinya punya nama sendiri: beras atau bedak atau apa gitu. Gak mutu..." protes lebih ngegas lagi Kang Yitno.